Dunia Heboh Akan Resesi, Eh CPO Malah Nanjak 2 Hari!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) naik di sesi awal perdagangan Rabu (26/10/2022). Artinya, harga CPO telah kembali menanjak selama dua hari beruntun, meskipun tipis saja.
Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 0,68% ke MYR 4.155/ton pada pukul 08:39 WIB.
Lalu, bagaimana prediksi pergerakan harga CPO hari ini?
Wang Tao, analis komoditas Reuters menilai harga CPO masih akan menguji titik support MYR 4.114/ton, jika harga CPO diperdagangkan di bawah titik support, maka akan turun ke kisaran MYR 4.001-4.071/ton.
Pada Selasa (25/10), minyak sawit berjangka di Bursa Malaysia Derivatives ditutup menguat 0,68% ke MY 4.129/ton (US$ 872,39/ton) dan menyentuh level tertinggi dalam delapan pekan, tapi harga minyak saingan yang melemah kian membatasi kenaikan pada harga CPO.
Minyak kedelai di Dalian berakhir melemah 0,33%, sementara harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) terkoreksi 0,4%. Sejatinya, harga CPO kerap dipengaruhi oleh naik turunnya harga minyak saingan, karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar di pasar nabati global. Sehingga, ketika harga minyak kedelai yang turun akan membebani pergerakan harga CPO.
Menurut pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur bahwa harga CPO sempat naik 4% sebelum akhirnya terpangkas penguatannya setelah rilis data ekspor CPO Malaysia yang lebih lemah.
Kargo AmSpec Agri melaporkan bahwa ekspor CPO Malaysia pada periode 1-25 Oktober 2022 terpantau meroket 6,6%. Namun, Surveyor Kargo Intertek Testing Services mengumumkan data ekspor CPO pada periode yang sama malah anjlok 3,5%.
Hal serupa, Kargo Surveyor Societe Generale de Surveillance melaporkan ekspor CPO pada periode 1-25 Oktober 2022, turun tipis 0,6% dari 1.152.612 ton menjadi 1.146.113 ton.
"Begitu data ekspor keluar, ditambah dengan pelemahan minyak eksternal seperti minyak kedelai, kami mengambil peluang untuk mengambil keuntungan," kata seorang pedagang dikutip Reuters.
Rilis data tersebut tampaknya membuat kebingungan di pasar, apakah nilai ekspor CPO Malaysia naik atau turun. Nilai ekspor CPO dapat mengindikasi mengenai permintaan di pasar nabati. Namun, ketika data tersebut membingungkan tentunya akan meningkatkan kekhawatiran di pasar sehingga dapat membatasi kenaikan harga CPO ke depannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)