Capek Nanjak 7 Hari Beruntun, Harga CPO Tiarap Lagi..

Market - Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
11 October 2022 11:03
sawit Foto: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) anjlok di sesi awal perdagangan Selasa (11/10/2022), setelah menanjak 7 hari beruntun.

Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan ambles 1,3% ke MYR 3.787/ton pada pukul 09:48 WIB.

Padahal, harga CPO telah menanjak 12,4% di sepanjang pekan lalu dan menjadi kenaikan terpanjang sejak Maret 2021.

Namun, secara teknis, analis komoditas Reuters, Wang Tao memproyeksikan bahwa harga CPO akan naik ke kisaran MYR 3.919-4.008/ton karena telah menembus garis tren turun dan garis tren atas dari irisan kecil.

CPO 11 OCTSumber: Refinitiv

Terkoreksinya harga CPO tampaknya dipengaruhi oleh amblesnya harga minyak mentah dunia. Pada perdagangan Senin (10/10/2022), melansir data Refinitiv, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,6% ke US$ 91,13/barel sementara Brent 1,8% ke US$ 96.19/barel.

Laju harga CPO kerap dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak saingan, karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar. Jika harga minyak mentah dunia turun, tentunya kian membuat CPO menjadi tidak menarik untuk dijadikan bahan baku biodiesel.

Surveyor kargo Intertek Testing Services melaporkan nilai ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-10 Oktober 2022, turun 17,3% menjadi 350.767 ton dari 423.912 ton.

Pekan ini, Dewan Minyak Sawit Malaysia dijadwalkan akan merilis data persediaan dan permintaan CPO pada September 2022. Konsensus Reuters memperkirakan persediaan CPO Malaysia akan naik ke level tertinggi hampir tiga tahun.

Analis Reuters memproyeksikan persediaan CPO Malaysia pada September 2022 akan menjadi 2,27 juta ton, naik 8% dan menjadi yang tertinggi sejak 2019 karena produksi CPO diperkirakan akan naik 2% menjadi 1,76 juta ton.

Sementara itu, laporan prospek ekonomi Malaysia telah memprediksikan harga CPO akan diperdagangkan di sekitar level MYR 4.300/ton (US$928,93/ton) pada tahun 2023, turun dari prediksi tahun ini di MYR 5.000/ton.

Penurunan prediksi tersebut karena Departemen Meteorologi Malaysia memproyeksikan adanya hujan lebat mulai Oktober 2022 dan seterusnya, sehingga ada kekhawatiran bahwa musim muson akan terjadi pada akhir tahun dan mengganggu produksi CPO Malaysia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bukan RI, Negara Ini Bikin Harga CPO Tiarap Berhari-hari


(aaf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading