Harga Minyak Mentah Anjlok! Pemerintah RI Senang Atau Pusing?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah anjlok pada perdagangan Senin (10/10/2022). Penurunan ini tentunya menjadi kabar baik bagi Pemerintah Indonesia, sebab sebagai net importir, beban impor tentunya akan berkurang. Tetapi jika dilihat penyebabnya justru menjadi mengkhawatirkan.
Melansir data Refinitiv, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,6% ke US$ 91,13/barel sementara Brent 1,8% ke US$ 96.19/barel.
Pada perdagangan Selasa (11/10/2022) pukul 6:08 WIB, WTI kembali turun 0,23% ke US$ 90,92/barel, sementara Brent masih belum dibuka.
Isu resesi dunia menjadi penyebab anjloknya harga minyak mentah. Ketika resesi terjadi, maka permintaan minyak mentah akan menurun. Risiko Indonesia mengalami resesi memang kecil, tetapi ketika dunia mengalaminya maka perekonomian dalam negeri juga akan terkena dampaknya.
Inflasi yang tinggi serta kebijakan kenaikan suku bunga yang agresif di berbagai negara membuat dunia terancam mengalami resesi. Bank sentral AS (The Fed) menjadi yang paling agresif. Sepanjang tahun ini sudah menaikkan suku bunga sebesar 300 basis poin menjadi 3% - 3,25%, dan masih akan terus berlanjut hingga tahun depan.
Presiden The Fed wilayah Chicago, Charles Evans, mengatakan ada konsensus yang kuat suku bunga akan berada di kisaran 4,5% pada Maret 2023, dan akan terus ditahan di level tersebut.
Artinya akan ada kenaikan sebesar 125 basis poin lagi dari level saat ini.
"Outlook resesi akan menurunkan permintaan minyak mentah. Tetapi, kami memperkirakan volatilitas harga masih akan tinggi dalam jangka pendek akibat faktor geopolitik, seperti sanksi yang mengurangi ekspor Rusia," kata Fitch Ratings, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin kemarin.
Meski demikian, penurunan harga minyak mentah masih tertahan oleh langkah kartel Negara Pengekspor Minyak Mentah (OPEC) begitu juga Rusia dan beberapa lainnya yang disebut OPEC+ memangkas tingkat produksinya sebesar 2 juta barel per hari mulai November mendatang.
Pengurangan supply tersebut dilakukan mengantisipasi penurunan permintaan akibat resesi, harapannya harga minyak mentah masih tetap tinggi.
Keputusan tersebut membuat harga WTI melesat lebih dari 16% sepanjang pekan lalu, dan Brent sekitar 11,3%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
The Fed Kian Nekat, Harga Minyak Mentah pun Jadi "Korban"
(pap/pap)