
Duh Rupiah! Awal Tahun Rp 14.200/US$, Kini Rp 15.600/US$

Kurs rupiah dan banyak mata uang di dunia sangat bergantung pada keadaan dolar AS. Pasalnya, dolar AS merupakan mata uang cadangan dunia.
Pada Mei 2021, International Monetary Fund (IMF) melaporkan bahwa lebih dari 61% dari semua cadangan bank asing dalam mata uang dolar AS. Sementara sebanyak 40% dari utang dunia menggunakan mata uang dolar AS.
Penggunaan dolar AS yang mendominasi pasar keuangan dunia, membuat negara-negara di dunia kian bergantung pada si greenback. Apalagi, tahun ini dolar AS telah melesat tajam, sehingga menekan laju pergerakan mata uang di dunia.
Melansir Refinitiv, mata uang di Asia terpantau kompak tertekan di sepanjang tahun ini. Tak terkecuali rupiah.
Namun, rupiah berhasil menduduki juara ketiga di Asia, hanya kalah dengan dolar Hong Kong dan dolar Singapura yang terkoreksi lebih kecil masing-masing sebesar 0,7% dan 5,3%. Sementara, rupiah melemah 8,5% terhadap dolar AS.
Bahkan, yen Jepang yang menyandang status mata uang safe haven, terkoreksi tajam sebanyak 23,3% dan kini berada di posisi terendahnya sejak 2 Agustus 1990.
Meski performa rupiah masih terbilang cukup baik di Asia, tapi masih harus waspada. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah saat ini masih dalam angka under value. Artinya kondisi saat ini lebih sangat dipengaruhi faktor sentimen. Sehingga ketika katalis negatif terjadi di pasar keuangan global, tentu akan menekan laju rupiah.
Saat ini, investor global cenderung akan beralih pada aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Apalagi dengan kenaikan suku bunga yang sangat agresif dari bank sentral AS.
"Liquidity is the king currently. Bagaimana pengelolaan likuiditas valas harus diperkuat dari sisi DHE (Devisa Hasil Ekspor), cadangan devisa, dan cash flow management," tutur Josua.
Jika pelemahan rupiah terus berlanjut di atas level Rp 15.000/US$ sampai akhir tahun, maka asumsi pemerintah untuk nilai tukar rupiah dalam APBN 2022 akan meleset.
Pada APBN, kurs dipatok sebesar Rp 14.350 per US$. Sementara menurut perubahan APBN sesuai Peraturan Presiden No.98 tahun 2022, kurs dipatok Rp 14.450 per US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)[Gambas:Video CNBC]