Makin Agresif! BI Kerek Suku Bunga 125 Bps Dalam 3 Bulan

Maesaroh, CNBC Indonesia
20 October 2022 17:30
Pengisian BBM di SPBU Pertamina
Foto: Sejumlah warga mengantre untuk melakukan pengisian BBM di SPBU Pertamina di Kawasan Ciputat , Tangeran Selatan, Senin (17/10/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Ekonom Bank Danamon Wisnu Warna memperkirakan kebijakan moneter BI masih akan agresif ke depan. Langkah tersebut dilakukan untuk menopang pergerakan rupiah.

Ekspor Indonesia memang masih tinggi dan bisa menopang pergerakan rupiah. Namun, tekanan eksternal dari kenaikan suku bunga The Fed terlalu kencang untuk ditahan.

Sebagai catatan, The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 1-2 November mendatang. Pasar berekspektasi jika the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada November mendatang.

"Kami melihat kenaikan suku bunga sebesar 50 bps adalah hal yang tepat dan seharusnya tidak dihentikan dalam waktu dekat. Kami masih melihat ada ruang bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan hingga menjadi 6,25% pad awal kuartal II-2023," ujar Wisnu, kepada CNBC Indonesia.

Senada, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga memperkirakan BI masih akan agresif ke depan. Tekanan inflasi dan eksternal yang masih tinggi membuat BI bertahan dengan kebijakan moneter ketatnya.

Bank Mandiri memperkirakan inflasi masih akan bergerak di kisaran 5-6% (yoy) pada semester I-2023 sebagai dampak kenaikan harga BBM subsidi serta pemulihan ekonomi domestik.

"Kami melihat BI telah beralih dari kebijakan longgar kepada kebijakan ketat untuk menjaga stabilitas/ Kami memperkirakan suku bunga acuan akan ada di level 5% pada akhir tahun ini dan akan naik hingga 5,25% pada tahun depan," tutur Faisal, dalam Macro Brief.

TIM RISET CNCB INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular