Makin Agresif! BI Kerek Suku Bunga 125 Bps Dalam 3 Bulan

Maesaroh, CNBC Indonesia
20 October 2022 17:30
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Perry menjelaskan kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada Oktober juga sebagai upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Mata uang Garuda ambruk dalam sepekan terakhir karena perkasanya dolar AS.

Merujuk data Refinitiv pukul 10: 48 WIB, rupiah bergerak di posisi Rp 15.572/US$1. Nilai rupiah sudah jatuh 0,49% dibandingkan hari sebelumnya. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 16 April 2020 atau 2,5 tahun terakhir, di mana rupiah saat itu menyentuh Rp 15.600/US$. 

Rupiah juga sudah ambruk 1,36% sepekan dan ambles 2,23% dalam sebulan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Dari 10 negara ASEAN, kinerja rupiah hanya lebih baik dibandingkan dong Vietnam yang ambruk 1,78% sepekan.

"Tekanan rupiah karena kondisi global, dolar AS yang menguat," ujar Perry.

Secara khusus Perry juga menggarisbawahi ada lima risiko yang harus dicermati dalam perkembangan ekonomi global dan domestik. Lima risiko tersebut adalah kondisi perekonomian dan keuangan global, lonjakan inflasi global, kebijakan moneter ketat di negara maju, kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed), serta persepsi investor.

"Kondisi ekonomi dan keuangan global pada tahun depan, ke depannya penuh tantangan. Perlambatan ekonomi terjadi, terutama di AS dan Tiongkok. Inflasi global juga sangat tinggi terutama di Eropa sehingga menyebabkan inflasi global tinggi," tutur Perry.

Dia menambahkan kebijakan moneter ketat di negara maju mengancam pertumbuhan ekonomi di emerging market seperti Indonesia.  Kenaikan suku bunga acuan The Fed (FFR) juga melambungkan dolar AS sehingga mata uang global terutama emerging market tertekan.
Perry memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan hingga menjadi 4,75% dari posisi saat ini 3,0-3,25%.

"Dalam kondisi serba tak pasti, ada kecenderungan investor menarik dari emerging market dan menumpuk ke dalam tunai. Cash is the king," ujarnya.

(mae/mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular