
Krisis ke krisis, Kisah '7 Nyawa Kucing' Bakrie Sehatkan BUMI

Ical-panggilannya-tampak lebih agresif dibanding ayahnya. Mulai pada 1989 ia memasuki bisnis perbankan, telekomunikasi dan lima tahun kemudian mendirikan stasiun televisi ANTV singkatan dari Andalas Televisi. Tapi generasi kedua memiliki cara berbeda membesarkan bisnis keluarga ini.
Ical, orang yang jarang berbasa basi ini membesarkan usahanya dengan utang. Dia berani membayar mahal manajer seperti Tanri Abeng yang dibajak satu miliar dari Multi Bintang Indonesia-produsen bir Bintang. Bekas Menteri Badan Usaha Milik Negara itu bercerita, bagaimana Ical sangat pintar dan berani bermain dengan uang orang. "Jadi, kalau dia awalnya punya aset 100, dijadikan jaminan untuk meminjam 400. Tapi, hasil dari 400 itu untungnya sangat besar. Itu yang digunakan untuk membayar," ujar Tanri.
Tak lebih dari sepuluh tahun Ical berjaya. Tetapi hanya dalam semalam, krisis ekonomi yang menghantam pada tahun 1997 menempatkannya sebagai salah satu pesakitan Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Kurs rupiah menggelembung, utang-utang perusahaan dalam bentuk dolar membengkak hingga 9,7 triliun rupiah.
Sejumlah perusahaan di sektor perbankan, asuransi, tambang, dan properti satu persatu tumbang untuk melunasi utang Bank Nusa Nasional yang menikmati dana talangan dari pemerintah sebesar 3,6 triliun triliun-bank itu kemudian dilikudiasi dengan sisa utang 3 triliun rupiah. Saham-saham Bakrie Sumatera Plantations, Bakrie Electronics Company, Bakrie Kasei Corp, Arutmin Indonesia, dan Iridium LLC tergadai.
Saham-saham keluarga Bakrie & Brothers susut tinggal 2,5% saja. Hari-hari itu, Ical tampak kesulitan mencari kata dan waktu yang paling tepat untuk mengatakan kepada ibundanya bahwa warisan itu ditubir jurang kebangkrutan. "Kalau kepada saudara saya gampang menjelaskan. Namun, kepada ibu, itu cukup sulit. Bayangkan, barang yang semula begitu besar tiba-tiba habis".
Kebangkrutan Bakrie Grup membuat negara ikut pusing. Serangkaian loby-loby tingkat tinggi nan melelahkan melibatkan Menteri Keuangan Marie Muhammad dilaksanakan di Amerika Serikat. Pada akhirnya, mau tidak mau, Bakrie kehilangan warisan karena penyelesaiannya adalah menukar utang menjadi saham, dimana pemberi utang sepakat membentuk sebuah perusahaan khusus atau master special purpose vehicle (MSPV) yang mengambil alih 80 persen aset lima bisnis andalan Bakrie.
Bisnis Bakrie tenggelam bersama puluhan konglomerat yang kabur ke luar negeri, tetapi Ical lebih memilih masuk dunia intrik politik pada partai berlogo pohon beringin rindang. Mungkin ini pula yang turut memberinya kekuatan mengembalikan kejayaan Bakrie & Brothers yang dalam hitungan kurang dari lima tahun bisa kembali berjaya.
Dia kembali ke jalur sebagaimana ayahnya merintis usaha; barang-barang hasil bumi. Kekayaannya naik mengikuti harga-harga batu bara, minyak kelapa sawit yang terus meroket. Tahun 2004, Bakrie & Brother bisa kembali mengambil alih Bakrie Sumatera Plantation dari tangan kreditor.
(mum/mum)