Makin Sering Belanja, Anthoni Salim Kian Menggurita!

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Kamis, 13/10/2022 13:45 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Salim Group, konglomerasi bisnis raksasa RI yang terdiversifikasi milik taipan Anthoni Salim semakin rajin 'berbelanja' di pasar modal dan mencaplok satu per satu emiten publik. Tren tersebut sudah berlangsung sejak tahun lalu, dengan target akuisisi membentang panjang dari emiten kecil hingga besar, bonafide hingga terlilit utang.

Grup Salim yang dikenal sebagai salah satu konglomerat terbesar di Indonesia dengan bauran bisnis membentang panjang dari mulai ritel, perbankan, otomotif, barang konsumen, perkebunan, sampai infrastruktur.

Terbaru, portofolio bisnis perusahaan kembali bertambah di sektor pertambangan pasca masuk ke Bumi Resources (BUMI) lewat rights issue yang setalah disetujui oleh pemegang saham.Pasca aksi korporasi ini, Grup Salim akan menjadi pengendali bersama dengan Grup Bakrie, dengan pemegang saham utama lainnya termasuk kongsi Agoes Projosasmito dan HSBC Fund.


Saga masuknya Grup Salim di BUMI didahului oleh isu akuisisi ke anak usahanya, Bumi Resources Minerals (BRMS). Rumor ini berhembus dari kepemilikan saham Emirates Tarian Global Ventures di BRMS sejak akhir tahun lalu dengan informasi yang beredar di pasar menyebutkan Emirates Tarian terafiliasi dengan Grup Salim.

Akuisisi grup pertambangan BUMI merupakan salah satu dari sekian banyak manuver Grup Salim untuk memperluas gurita bisnisnya di Tanah Air.

Berikut adalah daftar sejumlah akuisisi besar yang dilakukan oleh Grup Salim, termasuk juga sejumlah rumor akuisisi yang beredar di pasar serta yang memiliki kedekatan langsung dengan Grup Salim.

DCI Indonesia (DCII)

Awal Juni tahun lalu, investor pasar modal dikejutkan oleh masuknya Anthoni Salim ke bisnis penyimpanan data lewat akuisisi saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Sebelumnya Salim memang sudah lebih dulu memiliki saham emiten tersebut akan tetapi belum diketahui publik karena kepemilikannya hanya semula 3,03%, di bawah ambang batas pengungkapan yang ditetapkan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Pasca akuisisi per 2 Juni kepemilikan saham DCII oleh masih naik menjadi 11,12%, dan masih bertahan hingga saat ini.

Masuknya Salim menjadi bahan bakar meroketnya harga saham emiten ini hingga masuk radar bursa dan memaksa otoritas terkait untuk menggembok saham ini selama berhari-hari.

Berdasarkan data KSEI tersebut, pada 31 Mei 2021 Salim membeli saham DCII dengan harga Rp 5.277/saham dan merogoh kocek hingga mencapai Rp 1,01 triliun.

Saham DCII sempat menyentuh harga puncaknya di harga Rp 59.000 dan saat ini diperdagangkan di harga Rp 37.225/saham, atau 605% lebih tinggi dari harga pembelian Salim.

Allo Bank Indonesia (BBHI)

Meski telah memiliki bank digital sendiri, Grup Salim ikut memperluas eksposurnya di bisnis perbankan masa depan dengan masuk ke Allo Bank lewat right issue (RI) awal tahun ini.

Grup Salim masuk ke BBHI lewat anak usahanya PT Indolife Investama Perkasa, dengan kepemilikan 6,00% di saham bank digital tersebut pasca RI.

President and CEO of Salim Group Anthoni Salim mengatakan masuknya perusahaan untuk berinvestasi di Allo Bank ditujukan untuk membangun ekosistem guna menyalurkan kredit yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.


(fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pacu Pertumbuhan, Bank Digital Genjot "Fee Based Income"& AI

Pages