
Karena Ini Anthoni Salim Layak Disebut 'Dewa Penyelamat' BUMI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengaku kesulitan mencari pinjaman dari sektor perbankan. Sebab, sejalan dengan komitmen ekonomi hijau, bank saat ini ogah mengucurkan pinjaman ke sektor batu bara.
Dileep Srivastava, Direktur BUMI mengatakan, pihaknya sejatinya memiliki sejumlah opsi penyelesaian utang sebelum akhirnya memutuskan untuk menggandeng Anthoni Salim. Termasuk, mencari pinjaman untuk refinancing utang yang jatuh tempo pada 11 Desember 2022 senilai US$ 1,56 miliar.
"Tapi, mencari pinjaman bank dalam konteks saat ini sulit. Bank tidak mau memberikan kredit ke sektor batu bara. Sementara, kalau utang sampai default, ini tidak baik untuk stakeholders," terang Dileep Kepada CNBC Indonesia.
Rights issue juga sempat menjadi opsi. Namun, aksi korporasi ini juga memakan waktu.
Maka, dengan komitmen manajemen BUMI untuk memperbaiki profil keuangan, opsi pencarian investor baru untuk kemudian dijalankan melalui private placement yang menjadi pilihan.
"Jadi, yang paling memungkinkan adalah mencari investor yang mau melakukan settlement atas utang sekitar US$ 1,6 miliar itu, untuk kemudian mengambil sebagian ekuitas BUMI," ujar Dileep.
Saat itulah Anthoni Salim masuk melalui kendaraan investasinya.
Mengingatkan saja, BUMI akan melepas 200 miliar saham di harga Rp 120 per saham saat private placement. Akan ada dua entitas usaha yang menyerap saham ini.
Entitas pertama adalah Mach Energy (Hongkong) Limited (MEL). Sedang entitas berikutnya adalah Treasure Global Investments Limited (TGIL).
Adapun komposisi pemegang saham MEL adalah, PT Bakrie Capital Indonesia memiliki sebesar 42,5% saham MEL. Kemudian, Clover Wide Limited menguasai 15% saham. Terakhir, Mach Energy (Singapore) Pte. Ltd. (MPEL) memiliki 42,5% saham MEL.
Nah, Mach Energy Pte. Ltd. adalah perusahaan di bawah Grup Salim. Anthoni Salim memiliki kendali penuh atas Mach Energy Pte. Ltd..
Setelah penyelesaian private placement, baik BCI maupun MPEL akan bersama-sama mengendalikan MEL. Semua keputusan yang dibuat MEL akan disetujui bersama oleh BCI dan MEPL.
Sedang TGIL merupakan perusahaan yang berdomisili di Singapura. PT Aswana Pinasthika Investasi dan MPEL masing-masing menguasai 16,5% dan 83,85% saham TGIL.
MEL bakal mengambil 85% dari 200 saham baru yang diterbitkan BUMI di harga Rp 120 per saham melalui private placement. Sedang TGIL bakal menyerap 15% sisanya.
(dhf/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! Anthoni Salim & BUMI Berkongsi Lewat Private Placement
