Jatuh-Bangun Salim, Dari Bikin Indomie sampai Bisnis Batubara

Tim Riset, CNBC Indonesia
07 October 2022 19:17
Pekerja melakukan bongkar muat di kapal tongkang bermuatan batubara dari Kalimantan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (4/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat di kapal tongkang bermuatan batubara dari Kalimantan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (4/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Anthoni Salim tidak main-main masuk ke bisnis batubara. Ia menggandeng pemain gaek, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang merupakan entitas milik Grup Bakrie. Jalan ceritanya, bersama-sama entitas Bakrie, perusahaan milik Anthoni Salim di Hong Kong akan menjadi pembeli saham private placement BUMI.

Entitas Salim akan menjadi pembeli dibelakang aksi BUMI menggelar penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) dengan penerbitan 200 miliar saham baru. Adapun harga pelaksanaan dari aksi korporasi ini sebesar Rp 120 per saham.

Rencanannya, Mach Energy (Hongkong) Limited (MEL) bakal menyerap 85% dari emisi tersebut. Sedang 15% sisanya diserap oleh Treasure Global Investments Limited (TGIL). Dengan porsi itu, artinya MEL bakal menyerap sekitar 170 miliar saham private placement. Dengan harga Rp 120 per saham, maka kocek yang dikeluarkan MEL mencapai sekitar Rp 20,4 triliun.

Komposisi pemegang saham MEL adalah, PT Bakrie Capital Indonesia memiliki sebesar 42,5% saham MEL. Kemudian, Clover Wide Limited menguasai 15% saham. Terakhir, Mach Energy (Singapore) Pte. Ltd. (MPEL) memiliki 42,5% saham MEL. Nah, Mach Energy Pte. Ltd. adalah perusahaan di bawah kendali Grup Salim.

Masuknya Keluarga Salim ke bisnis batubara membuktikan simpulan, bila dimana ada cuan disitu ada kesempatan. Tak perduli sektor bisnis itu pernah dibilang sunset karena membikin polusi dan menambah pemanasan global. Toh, yang penting untung karena emas hitam kini sedang menjadi primadona dunia, akibat perang Rusia-Ukraina membuat duniam khususnya Eropa dalam krisis energi.

Harga Batubara kontrak berjangka Newcastle misalnya, pada perdagangan Kamis (6/10/2020) bertengger di angka US$405.95 per ton. Kendati dalam tren penurunan, dari posisi rekor puncak US$466 pada awal September lalu, angka US$400-an per ton tetaplah tinggi. Bandingkan dengan harga sebelum invasi Rusia pada awal tahun lalu di bawah US$150-an.

Cuan emiten-emiten batubara juga jumbo. BUMI, yang sahamnya hendak dibeli mencetak sejarah kenaikan laba bersih sebesar 8.771% pada semester I 2022, menjadi US$ 168 juta. PT Adaro Energy Indonesia Tbk mencetak laba mentereng paruh pertama 2022 dengan raihan laba bersih US$ 1,21 miliar, meroket 613% dibandingkan periode yang sama 2021.

Apakah batubara adalah sektor terakhir yang akan dimasuki Anthoni Salim. Tentu tidak, kalaupun bukan olehnya, pasti oleh ketiga anaknya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mum/mum)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular