Internasional

Heboh Credit Suisse, Ini Kronologi dan Fakta Lengkapnya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
04 October 2022 18:00
FILE PHOTO: The logo of Swiss bank Credit Suisse is seen at a branch in Winterthur, Switzerland November 2, 2017. REUTERS/Arnd Wiegmann
Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan investasi asal Swiss, Credit Suisse, sedang mengalami guncangan keras. Ini terlihat dari penurunan tajam saham dan obligasi raksasa keuangan itu.

Bahkan, akibat dari penurunan tajam ini, CEO Ulrich Körner mengirimkan memo kepada seluruh para karyawannya pada hari Jumat, (30/9/2022). Isinya mencoba meyakinkan para staf mengenai posisi permodalan dan likuiditas bank.

Berikut kronologi dan fakta dibalik kejatuhan saham dan obligasi Credit Suisse:

1. Kronologi

Harga saham Credit Suisse pada perdagangan Senin  anjlok lagi 10%. Ini melanjutkan drop lebih dari 25% pada bulan lalu dan berada di bawah CHF 4.

Sementara, harga salah satu obligasinya yang jatuh tempo pada 2032 pada Senin juga turun 7 sen menuju 70 sen. Sementara obligasi jatuh tempo 2033 telah drop di harga 53.0 sen.

Financial Times melaporkan akibat penurunan terus menerus ini, para eksekutif Credit Suisse menghabiskan akhir pekannya untuk berjibaku meyakinkan klien-klien besar, counterpart bisnis, dan investor tentang likuiditas dan posisi modal sebagai respons atas kekhawatiran mengenai kesehatan finansial bank papan atas tersebut.

Dilaporkan, mereka menelpon satu persatu klien setelah tersebar kabar mengenai kenaikan tajam credit default swaps Credit Suisse, atau premi asuransi proteksi gagal bayar, yang pada hari Jumat pekan lalu naik tajam, mengindikasikan kekhawatiran investor akan kesehatan bank tersebut.

2. Kerugian

Penurunan harga saham ini terkait dengan performa perusahaan. Reuters melaporkan indikasi awal, bank terbesar kedua di Swiss itu menjadi perhatian pasar karena serangkaian kegagalan dan kerugian yang dideritanya.

Di antaranya, kerugian nyaris 4 miliar Swiss francs (Rp 60 triliun) pada tiga kuartal terakhir. Sementara biaya pinjaman melonjak akibat penurunan rating.

3. Mirip Lehman Brothers?

Beberapa pemberitaan mengaitkan kejatuhan saham Credit Suisse ini mirip dengan apa yang dialami Lehman Brothers pada 2008 lalu. Pasalnya, saat itu Lehman Brothers dianggap terlalu besar untuk tumbang.

Kejatuhan perusahaan itu pun telah menyebabkan dampak yang serius bagi pasar keuangan Amerika Serikat (AS). Lehman, pada lima hari sebelum bangkrut, telah mengurangi neraca keuangan hingga US$188 miliar.

Sebenarnya Lehman sebelum bangkrut dianggap memiliki performa yang baik. Antara 2004 hingga 2007 Lehman terus menerus memecahkan rekor. Sejak 1994 hingga 2007 mampu melecut pendapatan bersih 600% dari US$2,73 miliar menjadi US$19,2 miliar.

Sampai dengan paruh pertama 2008, tak ada yang aneh pada Lehman. Pada Maret, Fuld malah mendapatkan bonus US$22 juta juta untuk prestasi luar biasa mendongkrak laba 5% menjadi US$4,2 miliar pada 2007.

Sampai saat itu, publik belum tahu brankas uang Lehman telah jebol oleh sangkut paut miliaran transaksi derivatif. Terutama, setelah Bear Stearns mengaku bangkrut pada Maret dan Fannie Mae dan Freddie Mac yang limbung pada Juli 2008.

4. Bakal akibatkan krisis keuangan?

Di tengah anggapan bahwa kejatuhan Credit Suisse akan menyebabkan dampak pada pasar keuangan layaknya Lehman Brothers, analis Citi menyebut belum muncul kemungkinan yang besar terkait kejatuhan pasar. Pasalnya, belum ada persoalan yang sistemik melanda Credit Suisse.

"Kami memahami kekhawatiran [pasar], tetapi situasi saat bagaikan siang dan malam dari tahun 2007 karena neraca secara fundamental berbeda dalam hal modal dan likuiditas," kata laporan Citi tersebut.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kisruh Credit Suisse, Korban Pertama Krisis Keuangan Eropa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular