Bursa Saham Eropa Terbang, Ada Apa Ini?
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa terpantau cerah bergairah pada perdagangan Selasa (4/10/2022), di tengah pulihnya pasar saham global pada awal perdagangan kuartal IV-2022.
Indeks Stoxx 600 di awal sesi melonjak 2,27% ke posisi 399,72, sedangkan indeks FTSE 100 Inggris melesat 1,67% ke 7.024,31.
Sementara untuk indeks CAC Prancis terbang 2,96% ke posisi 5.965,91 dan indeks DAX Jerman melejit 2,65% ke 12.533,5.
Bergairahnya bursa Eropa pada hari ini terjadi setelah bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street berhasil rebound dan ditutup melonjak lebih dari 2% pada perdagangan Senin kemarin.
Wall Street kembali pulih setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun menurun dan diperdagangkan sekitar 3,65%, setelah sempat menyentuh rekor tertingginya hingga 4% pekan lalu.
Sementara itu pada hari ini, kontrak berjangka (futures) indeks saham AS melanjutkan penguatannya. Sedangkan bursa Asia-Pasifik juga cerah bergairah pada hari ini.
Meski pasar cenderung optimis, tetapi ada sedikit kabar kurang menggembirakan, di mana investor mulai cemas dengan kasus yang menimpa perusahaan perbankan terbesar kedua di Swiss yakni Credit Suisse.
Hal ini terjadi setelah saham Credit Suisse anjlok 10% pada perdagangan Senin kemarin, seiring adanya kekhawatiran pelaku pasar pada kondisi keuangannya.
"Credit Suisse hanyalah bank Eropa yang paling pendek kedelapan, dengan 2,42% dari saham mengambangnya digunakan untuk bertaruh melawannya," kata perusahaan analitik data S3 Partners.
Tekanan harga tersebut telah mendorong CEO Ulrich Körner mengirimkan memo kepada seluruh para karyawannya pada Jumat lalu. Isinya mencoba meyakinkan para staf mengenai posisi permodalan dan likuiditas bank.
Namun, tekanan harga terus berlanjut pada perdagangan Senin, dimana pada sesi pembukaan anjlok 9%.
Indikasi awal, Credit Suisse menjadi perhatian pasar karena serangkaian kegagalan dan kerugian yang dideritanya. Diantaranya, kerugian nyaris 4 miliar Swiss francs (US$4 miliar) pada tiga kuartal terakhir, sementara biaya pinjaman melonjak akibat penurunan rating, seperti dikutip dari Reuters.
Dari kabar korporasi, saham jaringan toko roti Inggris Greggs melesat 5,6% pada awal perdagangan, setelah melaporkan kenaikan penjualan pada kuartal II-2022 meskipun krisis biaya hidup semakin dalam dan kepercayaan konsumen yang anjlok di Inggris.
Sedangkan saham Accelleron melonjak 5% karena investor mengambil saham dengan harga diskon menyusul debut pasar yang lebih lemah di unit turbocharging ABB pada Senin kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)