Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia tak sepanas tujuh bulan lalu kala harga sang 'emas hitam' mencapai puncaknya dalam 14 tahun terakhir. Diukur dari puncak tersebut di US$139,13 per barel, harga minyak mentah Brent telah turun 35,87% menjadi US$89,22 per barel.
merujuk pada harga minyak mentah dunia yang juga turun ke bawah level US$90 per barel, harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa negara besar menunjukkan tren penurunan dalam periode tiga bulan terakhir
Menurut data Global Petrol Prices, harga BBM negara-negara tetangga Indonesia mulai turun per 15 Agustus. Bahkan penurunannya hingga mencapai dua digit. Sebagai catatan jenis bensin yang diperhitungkan oleh Global Petrol Prices adalah RON 95.
Vietnam dalam tiga bulan hingga minggu pertama Agustus harga bensinnya telah turun 29%. Harga bensin Australia telah turun 23,1%. Begitu juga dengan Thailand dengan harga BBM yang turun 22,1%. Kemudian Filipina dan Singapura harga bensin yang dijual ikut turun, masing-masing sebesar 19,6% dan 18,6%.
Bagaimana dengan harga BBM di Indonesia, apakah ikut turun?
Pemerintah memutuskan menurunkan harga BBM jenis Pertamax (RON 92). Kebijakan itu diberlakukan mulai Sabtu (1/10/2022).
Adapun dalam pengumuman resminya, Pertamina menurunkan dua jenis produk BBM nonsubsidi, yakni Pertamax dan Pertamax Turbo (RON 98). Namun, Pertamina juga menaikkan harga dua jenis solar nonsubsidi, yakni Dexlite dan Pertamina Dex.
Misalnya saja harga BBM Pertamax untuk wilayah DKI Jakarta turun Rp 600 per liter dari yang sebelumnya Rp 14.500 per liter menjadi Rp 13.900 per liter. Begitu juga dengan harga Pertamax Turbo turun dari yang sebelumnya Rp 15.900 per liter menjadi Rp 14.950 per liter.
Sementara itu, harga Dexlite naik dari yang awalnya Rp 17.100 per liter menjadi Rp 17.800 per liter. Berikutnya Pertamina Dex dari sebelumnya Rp 17.400 per liter menjadi Rp 18.100 per liter.
Manajemen menyebut penyesuaian harga BBM Umum ini dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Berapa Harga Pertamax Jika Harga Minyak Dunia Mencapai US$80/Barel?
Perhitungan harga keekonomian bensin didasarkan pada formula Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62.K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan/atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.
Mengutip Lampiran Kepmen ESDM No.62 Tahun 2020, Pertalite menggunakan perhitungan harga jual eceran bensin di bawah RON 95 dan jenis minyak solar CN 48 dihitung dengan formula Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus + Rp1.800 per liter + Margin (10% dari harga dasar).
MOPS atau Argus, merupakan bagian biaya perolehan atas penyediaan Bahan Bakar Minyak jenis Bensin dan Minyak Solar dari produksi kilang dalam negeri dan/atau impor sampai dengan Terminal Bahan Bakar Minyak, yang mencerminkan harga produk, sebagai dasar harga MOPS atau Argus tertinggi, dengan ketentuan berlaku.
Pertama, perhitungan menggunakan rata-rata harga publikasi MOPS atau Argus, dengan satuan USD/barel periode tanggal 25 (dua puluh lima) pada 2 (dua) bulan sebelumnya, sampai dengan tanggal 24 (dua puluh empat) 1 (satu) bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.
Kedua, pemilihan MOPS atau Argus berdasarkan rata-rata harga publikasi MOPS atau Argus yang lebih rendah.
Ketiga, jenis Bensin RON 92, didasarkan pada harga publikasi MOPS atau Argus jenis Mogas 92 dengan formula 100% (seratus persen) kali MOPS atau Argus Mogas 92.
Menggunakan asumsi rata-rata Mogas US$80 per barel dan berdasarkan ketentuan yang diatur di Kepmen ESDM No.62 Tahun 2020, harga dasarnya Petamax adalah Rp12.169 per liter diluar PPn sebesar 11% dan PBBKB 5%.
Goldman Sachcs menurunkan perkiraan harga minyaknya di tengah memburuknya prospek ekonomi global.
Goldman Sachs menurunkan proyeksi harga minyak menjadi US$100 per barel dari US$125 per barel pada tiga bulan terakhir 2022. Bahkan angka ini telah turun US$30 barel dari perkiraan awal yakni US$130 oer barel.
Sementara apda tahun depan, Goldman Sachs melihat harga rata-rata minyak mentah dunia akan diperdagangkan di US$108 per barel. Angka ini juga turun dari perkiraan sebelumnya yakni US$125 barel.
Goldman mengatakan bahwa tetap ada kemungkinan harga minyak untuk naik karena keadaan pasokan yang sangat ketat.
"Akan tetapi nilai tukar dolar Amerika Serikat yang kuat dan permintaan yang melemah akan menjadi hambatan kuat terhadap harga hingga akhir tahun. Namun, pengaturan pasokan bullish struktural - karena kurangnya investasi, kapasitas cadangan yang rendah dan inventaris - hanya tumbuh lebih kuat, pasti membutuhkan harga yang jauh lebih tinggi," kata Damien Courvalin analis Goldman Sachs.
Minyak dunia diperkirakan akan semakin ketat setelah OPEC+ membuka pembicaraan mengenai pemotongan produksi sebesar 1 juta barel per hari (bph).
Pertemuan OPEC+ akan berlangsung pada 5 Oktober mendatang. Penurunan harga minyak dan bulan-bulan volatilitas pasar yang parah yang mendorong produsen utama OPEC+, Arab Saudi, untuk mengatakan bahwa kelompok tersebut dapat memangkas produksi.
Pekan lalu, sebuah sumber mengatakan Moskow berharap OPEC+ dapat memotong 1 juta bph atau 1% dari pasokan global.
TIM RISET CNBC INDONESIA