Jika Minyak Sentuh US$ 80/Barel, Harga Pertamax Jadi Berapa?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
04 October 2022 17:15
Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto

Goldman Sachcs menurunkan perkiraan harga minyaknya di tengah memburuknya prospek ekonomi global.

Goldman Sachs menurunkan proyeksi harga minyak menjadi US$100 per barel dari US$125 per barel pada tiga bulan terakhir 2022. Bahkan angka ini telah turun US$30 barel dari perkiraan awal yakni US$130 oer barel.

Sementara apda tahun depan, Goldman Sachs melihat harga rata-rata minyak mentah dunia akan diperdagangkan di US$108 per barel. Angka ini juga turun dari perkiraan sebelumnya yakni US$125 barel.

Goldman mengatakan bahwa tetap ada kemungkinan harga minyak untuk naik karena keadaan pasokan yang sangat ketat.

"Akan tetapi nilai tukar dolar Amerika Serikat yang kuat dan permintaan yang melemah akan menjadi hambatan kuat terhadap harga hingga akhir tahun. Namun, pengaturan pasokan bullish struktural - karena kurangnya investasi, kapasitas cadangan yang rendah dan inventaris - hanya tumbuh lebih kuat, pasti membutuhkan harga yang jauh lebih tinggi," kata Damien Courvalin analis Goldman Sachs.

Minyak dunia diperkirakan akan semakin ketat setelah OPEC+ membuka pembicaraan mengenai pemotongan produksi sebesar 1 juta barel per hari (bph).

Pertemuan OPEC+ akan berlangsung pada 5 Oktober mendatang. Penurunan harga minyak dan bulan-bulan volatilitas pasar yang parah yang mendorong produsen utama OPEC+, Arab Saudi, untuk mengatakan bahwa kelompok tersebut dapat memangkas produksi.

Pekan lalu, sebuah sumber mengatakan Moskow berharap OPEC+ dapat memotong 1 juta bph atau 1% dari pasokan global.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ras/ras)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular