
Apa Kemiripan Kasus Credit Suisse dengan Lehman Brothers?

Credit Suisse menjadi bagian penting dalam sejarah dan pembangunan Swiss. Ini berbeda dengan Lehman yang perannya tak begitu menonjol di masa masa awal pendirian. Bank ini didirikan pada 1856, oleh pebisnis sekligus politisi Alfred Escher, utamanya untuk fokus pembiayaan pembangunan sistem kereta api negeri cokelat itu, sekaligus mendukung era industrialisasi.
Dengan serangkaian merger dan akusisi, Credit Suisse tumbuh kembang menjadi kreditur terbesar kedua di Swiss dan masuk dalam jajaran top bank di daratan Eropa.
Kini mereka mempekerjakan lebih dari 50 ribu pegawai, beserta lebih dari 3.500 relation managers yang melayani klien secara global. Nilai dana kelolaanya mencapai CHF 1,6 triliun atau setara lebih dari 24 ribu triliun dalam kurs rupiah (Rp15,400) pada 2021.
Bank ini adalah bank yang penting bagi sistem perbankan global Swiss. Kegagalannya dapat menyebabkan kerusakan serius pada perekonomian dan sistem keuangan negara. Dengan kata lain, inilah too big too fail, Credit Suisse bagi perekonomian Swiss.
Apa yang terjadi sebenarnya adalah ketidakpercayaan pasar atas rencana besar perubahan bisnis Credit Suisse yang rencananya akan diumumkan pada 27 Oktober mendatang. Ini diumumkan pada Juni lalu sembari memperkenalkan CEO Koerner, yang menggantikan Thomas Gottstein.
Namun mereka telah membocorkan tema besar rencana tersebut, yakni akan memperkuat franchise bisnis wealth management, memperkecil bisnis bank investasi menjadi bisnis yang lebih "capital-light, advisory-led", serta mengevaluasi opsi-opsi strategis pada produk sekuritisasi, seperti dikutip dari Reuters.
Kalaupun Credit Suisse butuh modal ada banyak opsi yang sebenarnya bisa ditempuh ditengah himpitan suku bunga pinjaman yang mahal akibat rating utang mereka yang turun. Misalnya, pinjaman dari pemegang saham atau bahkan suntikan modal dari pemerintah Swiss sebagai jalan terakhir. Ini tentu jauh berbeda dengan apa yang dialami Lehman dulu.
Credit Suisse memiliki hubungan besar dengan sektor keuangan Inggris, dimana ada lebih dari 5.000 pekerja di sana. Reuters memberitakan bank sentral Inggris, (Bank of England/BoE) dan otoritas finansial Swiss, FINMA bersama sama sedang memonitor Credit Suisse.
Pejabat Credit Suisse sudah membantah rumor dan pemberitaan buruk seputar modal dan likuditas. Namun, sejumlah skandal tak dapat ditutup-tutupi, diantaranya kerugian miliaran setelah Archegos Capital Management bangkrut, kerugian akibat pinjaman macet di Greensill Capital, dan denda ratusan juta atas skandal pinjaman di Mozambik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mum/mum)[Gambas:Video CNBC]