
Kisruh Credit Suisse, Picu Krisis Finansial Global Jilid 2?

Saat ini terlalu dini untuk memberikan vonis pada Credit Suisse, mengingat data yang terungkap ke publik masih sangat terbatas.
Dalam sebuah pernyataan kepada CNBC Internasional pada hari Senin, bank tersebut mengatakan akan memberikan pembaruan pada tinjauan strateginya ketika merilis hasil kuartal ketiga pada 27 Oktober.
"Masih terlalu dini untuk mengomentari hasil potensial sebelum itu," kata pernyataan tersebut.
"Saya percaya Anda tidak membingungkan kinerja harga saham kami sehari-hari dengan basis modal yang kuat dan posisi likuiditas bank," kata CEO dalam memo staf terpisah.
Bank asal Swiss tersebut juga mengatakan kepada Reuters bahwa sedang dalam proses tinjauan strategi yang mencakup potensi divestasi dan penjualan aset.
Credit Suisse juga telah melakukan pembicaraan dengan investor untuk meningkatkan modal dengan berbagai skenario, dilaporkan Reuters, mengutip pengakuan sumber. Skenario tersebut termasuk kemungkinan bahwa bank "sebagian besar" akan keluar dari pasar AS.
Sejumlah analis tidak melihat tanda-tanda yang sama seperti kebangkrutan Lehman Brothers dalam krisis KPR AS tahun 2007 silam, yang pada akhirnya memicu krisis financial global 2008.
"Kami [tidak] melihat sesuatu yang sistemik," analis di Citi mengatakan sebuah laporan tentang kemungkinan "dampak penularan" pada bank-bank AS oleh "bank besar Eropa." Meski demikian para analis tidak menyebutkan secara eksplisit nama Credit Suisse.
"Kami memahami kekhawatiran [pasar], tetapi situasi saat bagaikan siang dan malam dari tahun 2007 karena neraca secara fundamental berbeda dalam hal modal dan likuiditas," kata laporan tersebut.
"Kami percaya saham bank AS masih sangat menarik," ungkap laporan itu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/fsd)[Gambas:Video CNBC]
