Bahaya... The Great Inflation Mengancam! Persiapkan Diri Anda

Muhammad Maruf, CNBC Indonesia
03 October 2022 12:00
Dampak suku bunga naik
Foto: Muhammad Ma'ruf

Bila dulu AS menggelontorkan banyak dolar untuk stimulan habis perang, maka Fed, bank sentral di dunia termasuk BI kini melakukan hal yang sama saat pandemi Covid-19 melanda.

Demikian pula dari sisi fiskal, Kemenkeu jor-joran dengan bantuan sosial, stimulus fiskal, hingga membiayai penanganan pandemi tanpa banyak perhitungan. Dua kombinasi inilah yang memicu uang beredar masif sejak pandemi, sementara ekonomi memble.

Apakah kebijakan waktu itu efektif menolong si miskin? Di AS, kekayaan orang-orang kaya berlipat dua di pasar saham imbas dari easy money ini, dimana indeks S&P500 meroket 85%, dari titik terendah awal  Maret 2020 menjadi 4769 pada awal Desember 2021. 

Sementara di Indonesia, grafik Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) merangkak naik sejak pandemi. Melonjak 85% dari akhir Maret 2020 hingga menembus level psikologis 7000-an di pertengahan April 2022.

Bank-bank sentral, termasuk Bank Indonesia lantas akan menerapkan kebijakan kontra. Sekarang eranya tightening monetary policy dengan menarik kembali uang beredar di masyarakat via kenaikan suku bunga.

Pil pahit yang akan anda telan, bukan oleh pegawai BI atau Kementerian Keuangan, adalah daya beli turun, dan bunga cicilan naik mengikuti suku bunga acuan. Inilah yang kemudian disebut-sebut dengan istilah sebagai resesi.

Maka bagi pengusaha sudah mampu bertahan saja sudah baik, untuk para pedagang agar lebih kreatif karena order akan makin sepi. Bagi karyawan yang sudah pusing dengan cicilan bulanan motor, mobil dan rumah, selamat, jumlah tagihannya akan bertambah.

(mum/mum)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular