Ngeri! Ramalan Soal Nikel dari Goldman Sachs, Berani Baca?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia terpantau melemah pada perdagangan hari ini di tengah tekanan dolar Amerika Serikat yang meningkat.
Sementara itu Goldman Sachs merevisi turun perkiraan target harga nikel pada tahun ini dan 2023, menambah buruk sentimen.
Pada Kamis (29/9/2022) pukul 15.20 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 21.800 per ton, melemah 0,02% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
Indeks dolar (DXY), yang mengukur greenback dengan enam mata uang lainnya tercatat 113,72. Naik 1% dari posisi sebelumnya.
Dolar AS yang menguat menjadi sentimen negatif bagi nikel dunia yang dibanderol dengan greenback sebab membuat logam industri tersebut lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Goldman Sachs mengatakan target baru harga nikel untuk 3 bulan ke depan US$ 16.000 per ton. Sementara dalam 6 bulan sebesar US$ 18.000 dan dalam 12 bulan mencapai US$ 20.000 per ton. Target ini turun dari sebelumnya yakni US$ 26.000 per ton, US$ 30.000 per ton, dan US$ 28.000 per ton.
Sementara itu, perkiraan harga rata-rata nikel pada 2022 adalah US$ 24.300 per ton, turun dibandingkan proyeksi awal yaitu US$ 27.472 per ton. Pada 2023, Goldman Sachs memperkirakan harga rata-rata nikel dunia lebih rendah lagi, yakni mencapai US$ 18.500 per ton. Proyeksi untuk 2023 turun jauh dari perkiraan awal sebesar US$ 28.625 per ton.
Turunnya proyeksi harga nikel dunia karena permintaan global yang lesu. Hal ini tercermin dari neraca pasokan nikel yang menunjukkan surplus pada 2022 dan 2023.
Menurut laporan Goldman Sachs, pasokan nikel akan mengalami surplus sebesar 35.000 ton pada 2022. Padahal sebelumnya diproyeksikan akan mengalami defisit sebesar 51.000 ton. Sementara pada 2023 akan mengalami surplus sebesar 72.000 ton dari proyeksi sebelumnya hanya 9.000 ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)