Isu Resesi Global Kian Nyata, Bikin Harga CPO Ambruk 4 Hari!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
27 September 2022 09:58
Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) turun di sesi awal perdagangan Selasa (27/9/2022). Dengan begitu, harga CPO telah terkoreksi selama empat hari beruntun. Lantas, bagaimana tren hari ini?

Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan turun 0,79% ke MYR 3.513/ton pada pukul 09:05 WIB.

Wang Tao, analis komoditas Reuters menilai harga CPO hari ini masih akan menguji titik support di MYR 3.427/ton karena telah menembus di bawah level terendah sejak 8 September 2022 di MYR 3.481/ton.

Tren turun dari MYR 4.350/ton berlanjut dan dapat bergerak ke MYR 3.050/ton. Sementara titik resistance berada di MYR 3.549/ton.

CPO 27 SeptSumber: Refinitiv

Pada Senin (26/9), minyak sawit berjangka Malaysia berakhir ambles 5,09% menjadi MYR 3.546/ton (US$ 770,7/ton) dan menjadi level terendah sejak 15 bulan. Bahkan, selama tiga hari perdagangan, harga CPO sudah terkoreksi 8,87%.

Terkoreksinya CPO terjadi setelah analis industri terkemuka memperingatkan bahwa harga CPO akan turun lebih dari 30% pada akhir tahun ini karena pasokan yang melebihi permintaan.

"Kemungkinan besar pedagang diingatkan komentar Dorab Mistry pada hari Jumat, sehingga sentimen bearish," kata seorang pedagang minyak sawit di Kuala Lumpur dikutip Reuters.

Pada Jumat (23/9) pekan lalu, analis Dorab Mistry pada konferensi Globoil di Agra India memproyeksikan bahwa harga CPO akan jatuh ke MYR 2.500 (US$ 547,29) pada akhir tahun ini karena terbebani oleh peningkatan produksi. Sementara, permintaan di pasar nabati terancam menurun karena perlambatan ekonomi global.

Diketahui, pada 21 September 2022, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bps) dan mengirim tingkat suku bunga menjadi 3-3,25% dan menjadi posisi tertinggi sejak awal 2008.

Bahkan, pejabat The Fed kembali mengisyaratkan kenaikan suku bunga hingga tingkat dana mencapai titik akhir sebesar 4,6% pada 2023. Ini menyiratkan kenaikan suku bunga seperempat poin tahun depan tetapi tidak ada penurunan.

Keagresifan The Fed meningkatkan potensi perlambatan ekonomi, sehingga menekan pasar komoditas.

Selain itu, harga CPO juga tertekan oleh pelemahan harga minyak saingan, di mana harga minyak kedelai di Dalian berakhir ambles 3,7% dan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade ditutup merosot 1,38%. Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

Sementara itu, analis komoditas Reuters, Wang Tao memprediksikan harga CPO pada kuartal IV-2022 akan menembus titik support di MYR 3.584/ton dan turun menuju MYR 2.723/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terimakasih RI! Harga CPO Dunia Jadi Lebih Murah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular