Perak Jadi 'Korban' The Fed, Harganya Anjlok 1,6%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
26 September 2022 12:11
Ilustrasi Perak (Image by tookapic from Pixabay)
Foto: Ilustrasi Perak (Image by tookapic from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia jatuh pada perdagangan siang hari ini tertekan oleh dolar Amerika Serikat yang terus menguat.

Pada Senin (26/9/2022)n pukul 11.40 WIB harga perak dunia tercatat US$18,54 per ons, anjlok 1,6% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.

Indeks dolar AS (yang mengukur kinerjagreenbackterhadap enam mata uang dunia lainnya) pada pekan lalu melesat 3,12%. Saat ini berada di 113,91.

Dolar yang menguat membuat perak menjadi kurang menarik karena dibanderol dengan Greenback sehingga menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Kebijakan moneter yang ketat mendorong dolar AS untuk melaju. Pada Rabu lalu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bp) menjadi 3% - 3,25%, serta menegaskan sikap agresifnya.

The Fed tampaknya akan tetap agresif, proyeksi dan arah suku bunga ke depan yang dirilis oleh Komite Pengambil Kebijakan (FOMC). Dalam proyeksinya, FFR bisa sampai 4,4% akhir tahun ini.

Apabila menganut proyeksi tersebut berarti dalam dua pertemuan terakhir, Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan di bawah 50 bps.

Bahkan ketika pelaku pasar memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga acuan tahun depan, proyeksi FOMC justru sebaliknya. Tahun depan mereka masih berpotensi kembali menaikkan suku bunga acuan.

The Fed kini melihat suku bunga akan mencapai 4,6% (kisaran 4,5% - 4,75%) di tahun depan. Artinya, masih akan ada kenaikan 150 basis poin dari level saat ini.

Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang perak sebagai aset tanpa memberikan imbal hasil. Sehingga perak kurang dilirik di era suku bunga tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras) Next Article Anjlok Hampir 2%, Harga Perak Terendah dalam 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular