Gawat! Harga Nikel Jatuh 2,63%, Ada Apa Ini?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
23 September 2022 15:13
Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Smelter Nikel PT. GNI, Kab. Konawe, 27 Desember 2021
Foto: Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Smelter Nikel PT. GNI, Kab. Konawe, 27 Desember 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan nikel di China disinyalir melambat sehingga membuat harga nikel global jatuh 2% lebih pada perdagangan hari ini.

Pada Jumat (23/9/2022) pukul 14.20 WIB harga nikel tercatat US$23.915 per ton, anjlok 2,63% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Data Administrasi Umum Kepabeanan China menunjukkan bahwa impor bijih nikel ada Agustus turun 0,52% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi 4,35 juta ton. Secara tahunan impor bijih nikel Negerei Panda tersebut merosot 24,92% year-on-year/yoy.

Dari data historis, secara umum impor bijih nikel biasanya tumbuh signifikan pada kuartal ketiga. Namun, pada tahun ini kenaikan tersebut tidak terlihat dalam tiga bulan terakhir, di mana impor bijih nikel selalu berada di sekitar 4,3 juta ton.

Smelter-smelter nikel jenis NPI (Nickel Pig Iron) mengalami tekanan dari biaya input yang tinggi dan permintaan yang terkontraksi. Sementara itu, kondisi cuaca buruk di negara-negara pemasok juga jadi penghambat impor bijih nikel ke China.

China adalah konsumen nikel terbesar di dunia. Menurut Statista, konsumsi China mencapai 1,31 juta ton. Permintaan dari juga­­ memiliki pengaruh terhadap laju harga nikel.

Di sisi lain, dolar Amerika Serikat menguat ke rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Indeks dolar (yang mengukur Greenback dengan enam mata uang lain) tercatat 111,73.

Dolar yang menguat menjadi sentimen negatif bagi nikel yang dibanderol dengan Greenback sebab menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Permintaan turun, maka harga mengikuti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras) Next Article Kabar Baik dari China, Harga Nikel Melonjak 2% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular