Dear Investor, Ada 'Sinyal' Wall Street Bisa Pulih

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
21 September 2022 17:50
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) kompak terapresiasi tipis pada perdagangan Rabu (21/9/2022), menjelang pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pekan ini.

Kontrak futures indeks Dow Jones naik 60 poin atau 0,2%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq yang menguat masing-masing 0,32% dan 0,19%.

Pasar memprediksikan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bps) dan menjadi kenaikannya selama tiga kali beruntun untuk menjinakkan inflasi yang masih tinggi.

Rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) per Agustus 2022 melampaui ekspektasi pasar dan komentar hawkish dari Ketua The Fed Jerome Powell mengenai potensi kenaikan suku bunga telah membebani pasar saham.

"Kami tidak akan pernah benar-benar tahu apakah posisi terendah pasar ekuitas untuk tahun ini tanpa menguji posisi terendah pada Juni 2022," tutur Kepala Investasi Comerica Wealth Management John Lynch dikutip CNBC International.

"Yang pasti, penurunan teknis baru-baru ini dalam harga saham sekarang harus bersaing dengan tekad pembuat kebijakan moneter dalam perjuangan mereka melawan inflasi," tambahnya.

Hari ini, investor akan disuguhkan dengan musim rilis kinerja keuangan dari Lennar, KB Homes, General Mills dan Steelcase. Disusul oleh rilis data penjualan rumah.

Imbal hasil (yield) obligasi kembali menurun setelah sempat menyentuh level tertingginya sejak lebih dari satu dekade pada Selasa (20/9). Yield obligasi tenor 2 tahun sempat menyentuh level tertingginya sejak 2007, kemudian turun 2 bps ke 3,948%. Sementara yield obligasi tenor 10 tahun, tergelincir menjadi 3,54% setelah menyentuh level tertingginya sejak 2011.

Pada Selasa (20/9), bursa saham Wall Street berakhir di zona merah, di mana indeks Dow Jones terjatuh 1,01% dan indeks S&P 500 anjlok 1,13%. Nasdaq berakhir turun 0,95%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik 1% Lebih, Sinyal Wall Street Bakal Pulih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular