
Ini Deretan Produsen Gula di RI, Sugar Co Bakal Terbesar?

PT Sugar Group Companies
Jika membicarakan gula, tampaknya tidak afdol jika tidak membahas perusahaan 'raksasa' gula terkenal dari Lampung, Sumatra bagian selatan yakni PT Sugar Group Companies yang memproduksi Gula Kristal Putih dengan merek Gulaku.
PT Sugar Group telah berdiri sejak 1975 di bawah kepemimpinan Liem Sioe Liong dan memiliki lahan tebu sebesar 61 ribu hektar dan dapat memproduksi gula sekitar 450 ribu ton tiap tahun. Pada 1997, produksi gula dari Sugar Group berkontribusi sebanyak 30% dari produksi gula nasional.
Namun, pada 1998, ketika Presiden Indonesia ke-dua Soeharto runtuh dari kekuasaannya, bisnis gula tersebut menjadi pahit. Sugar Group yang merupakan aset dari Salim Group terkait dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang kemudian di masukan ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada tahun 1999.
Pada 29 November 2001, saham Sugar Group dibeli PT Garuda Panca Arta milik Gunawan Yusuf. Kini, PT Sugar Group Companies memiliki 4 anak perusahaan, yaitu PT Gula Putih Mataram (GPM), PT Sweet Indolampung (SIL), PT Indolampung Perkasa (ILP), dan PT Indolampung Distillery (ILD). Ketiga anak perusahaannya bergerak dalam produksi gula, sementara PT Indolampung Distillery memproduksi Etanol.
PT Prima Alam Gemilang (PAG)
Pabrik gula PT Prima Alam Gemilang (PAG) merupakan salah satu anak perusahaan PT Johnlin Batu Mandiri (Jhonlin Group) yang berlokasi di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan kapasitas produksi hingga 12.000 ton care per day (TCD) dan menjadi pabrik gula dengan jumlah produksi terbesar di Indonesia yang dimiliki oleh pengusaha dalam negeri.
Pabrik tersebut telah berdiri sejak 2016 dengan investasi senilai Rp 5 triliun dan didukung oleh sumber bahan baku area tebu inti plasma seluas 22.797 hektar.
Menurut Direksi PT PAG Bombana Arif Efendi, saat ini Pabrik Gula Bombana sudah menggunakan teknologi canggih yang didukung automatisasi. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
"Sehingga kami mampu menghasilkan produk dengan incumsa di bawah 100 UI dan total Losis di bawah 1.8 pol gula," ungkapnya dikutip dari laman Kemenperin (15/9/2022).
Pabrik Gula Bombana bertekad untuk turut berpartisipasi menopang program pemerintah dalam upaya swasembada gula dan ketahanan pangan.
"Dengan kapasitas produksi sebesar itu, kami berkomitmen bisa memenuhi kuota gula Indonesia bagian timur dengan harga di bawah HET. Sehingga masyarakat mampu menikmati harga gula yang wajar," tutur Arif.
PT Aman Agrindo Tbk (GULA)
Melansir laman resmi perusahannya, PT Aman Agrindo Tbk (GULA) didirikan pada 2013 di Semarang. Setelah melakukan perizinan, GULA memulai bisnis perkebunan tebu pada 2016. Selanjutnya pada 2020, GULA melakukan perdagangan dan distribusi gula kristal dan gula cair.
Emiten tersebut juga melakukan perdagangan tebu yang sumbernya diperoleh dari perkebunan tebu yang dijalankan oleh perusahaan, baik dengan lahan yang di sewa dari pihak ketiga maupun lahan milik perusahaan.
GULA menjalankan 2 lahan perkebunan tebu yang berlokasi di Banten dengan total luas lahan perkebunan tebu sebesar lebih dari 150 hektar, di mana sekitar 80 hektar merupakan lahan milik perusahaan, sementara sekitar 70 hektar merupakan lahan sewa dari pihak ketiga.
Pada 8 Agustus 2022, GULA baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menargetkan dana sebanyak Rp 53,52 miliar. Dana tersebut akan digunakan seluruhnya untuk membiayai investasi dan operasional usaha.
Secara rinci, sekitar 23% akan digunakan untuk belanja modal yaitu pembangunan pabrik gula merah dan fasilitas penunjang lainnya untuk menunjang kegiatan produksi gula merah. Perusahaan akan menunjuk pihak ketiga sebagai kontraktor pembangunan pabrik gula merah dan fasilitas penunjang lainnya tersebut.
Selanjutnya, sekitar 57% lainnya akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian dan instalasi mesin produksi gula merah dengan pihak ketiga. Sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja, termasuk tetapi tidak terbatas untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional.
Jika terealisasi, maka GULA akan berkontribusi pula terhadap produksi gula dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)[Gambas:Video CNBC]