
Nah Ini Dia! 10 Perusahaan Dengan Laba Terbesar di Indonesia

8. United Tracktors (UNTR)
Posisi selanjutnya ditempati oleh PT United Tracktors Tbk (UNTR) dengan laba bersih sebesar Rp 10,26 triliun sepanjang semester I-2022.
Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp60,4 triliun atau naik sebesar 62% dari Rp 37,3 triliun pada periode yang sama tahun 2021. Seiring dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih Perseroan meningkat 129% menjadi Rp 10,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,5 triliun.
Sementara itu, UNTR mencatatkan jumlah aset sebesar Rp 192,23% meningkat 21% secara year on year (yoy). Di sisi lain, nilai ekuitas UNTR tercatat sebesar Rp 81,96 triliun.
9. Bank Negara Indonesia (BBNI)
Posisi kedelapan ada PT Bank Negara Indonesia (BBNI) yang berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 8,8 triliyn atau naik 75% secara yoy dari Rp 5 triliun.
Kinerja BBNI tak lepas dari inisiatif perusahaan untuk memperkuat green banking yang memiliki potensi untuk meningkatkan profitabilitas diiringi oleh tren pemulihan ekonomi.
Kenaikan laba juga ditopang oleh perbaikan fungsi intermediasi dimana penyaluran kredit tumbuh 8,9% menjadi Rp 620 triliun.
Untuk mendorong program BNI Xpora sebagai upaya mendorong ekspor, BNI sudah berhasil menyalurkan kredit Rp 7,2 triliun. Penyaluran kredit untuk UMKM yang ekspor, BNI sudah menyalurkan kredit Rp 22,1 triliun kepada ada 39 ribu debitur.
Sementara, BBNI mencatatkan jumlah aset sebesar Rp 946,5 triliun dengan nilai ekuitas mencapai Rp 130,49 triliun.
10. Bukalapak.com (BUKA)
Posisi kesepuluh berhasil ditempati oleh eks perusahaan rintisan teknologi yang resmi melantai di bursa setahun lalu. Sepanjang semester pertama tahun ini, Bukalapak mampu mencatatkan laba bersih hingga Rp 8,59 triliun.
Sebagai catatan, sebagian besar laba BUKA merupakan bagian dari laba nilai investasi yang belum terealisasi (unrealized gain) atas investasi di Allo Bank Indonesia (BBHI), sehingga tidak mencerminkan kondisi operasional bisnis yang sesungguhnya.
Laba ini turun signifikan dari semeter pertama tahun ini yang mencapai Rp 14,55 triliun pada kuartal pertama tahun ini dan menjadi emiten dengan catatan laba terbesar di bursa dalam tiga bulan pertama tahun 2022. Penurunan signifikan ini terjadi seiring terkoreksinya harga saham BBHI di bursa.
Dalam bisnis inti perusahaan - tanpa menghitung unrealized dan realized gain - Bukalapak sejatinya masih mencatatkan rugi usaha Rp 1,19 triliun, naik dari kerugian rp 776 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, pendapatan bersih perusahaan tercatat naik signifikan ditopang oleh penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Pendapatan Bukalapak pada semester pertama 2022 meningkat sebesar 96% dari sebelumnya menjadi Rp 1,69 triliun, dengan beban pokok pendapatan dan beban umum ikut naik signifikan.
Sementara itu, di luar 10 besar tersebut, sejumlah emiten lain yang ikut mencatatkan laba terbesar mayoritas diisi oleh emiten pertambangan batu bara, termasuk Bukit Asam (PTBA), Dian Swastatika Sentosa (DSSA), Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan Golden Energi Mines (GEMS).
Daftar ini masih terus berkembang dengan masih terdapat beberapa perusahaan raksasa RI belum melaporkan kinerja keuangannya untuk semeter pertama tahun ini. Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk Bayan Resources (BYAN) Pertamina (Persero) dan Chandra Asri (TPIA). Dua perusahaan yang disebutkan pertama berpotensi menyalip masuk dalam 10 besar, sedangkan TPIA tampaknya masih belum mampu mengingat perusahaan mencatatkan kerugian bersih pada kuartal pertama tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]