Daftar Perusahaan China yang Sedot 'Harta Karun' Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki produk ekspor yang bernilai tinggi dan menjadi 'harta karun' nasional yang diburu berbagai negara termasuk China.
Indonesia meskipun terkenal akan kekayaan bahan tambangnya namun kurang bisa memanfaatkan dengan baik.
Tidak heran banyak perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia, salah satunya dari China. Perusahaan-perusahaan raksasa asal Negeri Tirai Bambu itu biasanya bergerak di bidang konstruksi, infrastruktur, dan migas.
Perusahaan-perusahaan China di Indonesia tentu sudah mengantongi izin dari pemerintah, mencakup Kementerian Perhubungan dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Berikut perusahaan besar China yang beroperasi di Indonesia:
1. PT China Communications Construction Indonesia (CCCI)
PT China Communications Construction Indonesia (CCCI) adalah perusahaan yang bergerak di bidang investasi, desain, konstruksi, dan infrastruktur.
Perusahaan ini menjadi perwakilan dari China Communications Construction Company (CCCC) Limited, yakni Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Rakyat China (RRC).
PT CCCI bekerja sama dengan tiga perusahaan yang memiliki sub-bisnis berbeda-beda, seperti konstruksi dan infrastruktur, perdagangan internasional, serta industri real estate. Masing-masing dijalankan oleh China Communications Construction Engineering Indonesia (CCCEI), PT Chuwa Bussan Indonesia dan PT Paranusa Sari.
Perusahaan yang berlokasi di Jakarta ini, terlibat dalam pembangunan Jembatan Suramadu pada tahun 2009 silam. Masih aktif sampai kini, PT CCCI sedang menjalankan 11 proyek, salah satunya adalah proyek kereta api Makassar-Parepare, milik Kementerian Perhubungan.
Mengikuti induk perusahaan, PT CCCI berkomitmen untuk menjadi perusahaan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi yang terkenal di dunia.
2. PetroChina International Jabung Ltd.
PetroChina International Jabung Ltd adalah perusahaan minyak dan gas asal China dengan induk perusahaan China National Petroleum Corporation (CNPC).
Pada 2006 silam, PetroChina berhasil menjadi produsen minyak dan gas terbesar di Asia dan kedua di China. Mengacu pada laporan SKK Migas, PetroChina bekerja sebagai operator Wilayah Kerja Blok Jabung, Jambi, sejak tahun 2002 hingga tahun 2020, dan telah diperpanjang kontraknya selama 20 tahun dengan periode tahun 2023-2043.
Selain itu, PetroChina juga telah menyalurkan investasi sebesar US$ 5,71 miliar atau sekitar Rp 82,5 triliun, serta menyalurkan dana lebih dari US$ 20 juta atau Rp 285 miliar untuk berbagai program pemberdayaan masyarakat di Indonesia.
3. China National Offshore Oil Corporation (CNOOC)
China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) adalah perusahaan produksi dan eksplorasi energi, meliputi minyak serta gas. Berawal dari perairan lepas di China, kini CNOOC sudah beroperasi di 40 negara di seluruh dunia, mencakup Asia, Afrika, Amerika, Timur Tengah, dan Eropa.
Salah satu proyek terbesarnya di Indonesia adalah Liquefied Natural Gas (LNG) Tangguh, memiliki tiga kilang di lapangan gas lepas pantai dan pabrik pengolahan LNG di darat.
CNOOC telah diberikan persetujuan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) di Lapangan MBF, Wilayah Kerja Madura Strait yang akan dioperasikan oleh Husky - CNOOC Madura Limited (HCML).
Hal itu dikemukakan melalui laporan SKK Migas, di mana Operator Husky-HCML berkomitmen mengembangkan potensi cadangan Lapangan MBF sebesar 38,04 miliar standar kaki kubik (BSCF) untuk memenuhi kebutuhan gas Jawa Timur, dengan investasi sebesar US$ 88 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun.
HCML memiliki fasilitas produksi meliputi satu anjungan kepala sumur, satu kapal Floating Production Storage and Offloading (FPSO), yang berfungsi sebagai pengeluaran, penyimpanan, dan pemindahan terapung, pipa bawah laut sepanjang 52 kilometer, dan empat sumur produksi.
Gas alam pertama dicapai pada tahun 2017 dan langsung disalurkan ke Jawa Timur, Indonesia.
(vap/vap)