Saham Batu Bara Ini Kasih Cuan Jumbo, Auto Kaya Raya!

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Selasa, 06/09/2022 15:44 WIB
Foto: Batu Bara Black Diamond (Dok: Black Diamond Resources)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2022 ditandai dengan pembukaan ekonomi secara lebih luas setelah terpukul pandemi Covid-19 dan perang yang berkecamuk di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina. Dua hal krusial tersebut membuat permintaan akan batu bara sebagai energi fosil alternatif untuk minyak dan gas alam meningkat signifikan dan mampu membuat harga batu bara global menyentuh rekor.

Setelah sempat menyentuh rekor tertinggi beberapa hari pasca Rusia menginvasi Ukraina, harga batu bara kembali menyentuh rekor tertinggi baru pekan ini. Hal ini disebabkan oleh kecemasan pedagang global akan prospek pemenuhan tangki penyimpanan gas Eropa yang terkendala oleh aliran gas di pipa Nord Stream 1.

Setelah kuotanya sempat dikurangi 20%, Moskow menyebut Nord Stream 1 saat ini berhenti beroperasi karena permasalahan perawatan dan belum diketahui kapan secara pasti akan kembali beroperasi secara penuh.


Musim dingin yang sudah di depan mata, membuat sejumlah negara Eropa mencari alternatif energi lain, termasuk batu bara sehingga membuat harganya melambung tinggi dalam beberapa hari terakhir.

Pada perdagangan Senin (5/9/2022) kemari rekor baru dibukukan, dengan harga batu kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 463,75 per ton.

Kinerja Saham dan Keuangan Emiten Batu Bara Melonjak

Akibat kenaikan signifikan tersebut, kinerja saham dan keuangan emiten batu bara ramai-ramai melonjak secara signifikan. Kenaikan ini terjadi secara menyeluruh baik itu di emiten kapitalisasi pasar besar maupun kecil.

Emiten batu bara kalori tinggi yang baru melakukan pencatatan di bursa awal tahun ini, Adaro Minerls (ADMR), menjadi emiten dengan kenaikan saham tertinggi atau meningkat lebih dari 1.000%.

Sementara itu, delapan emiten lainnya termasuk emiten besar seperti Bumi Resources (BUMI), Bayan Resources (BYAN), ITMG dan Indika Energy (INDY) sahamnya melonjak lebih dari 100% tahun ini.

Emiten raksasa lain seperti Adaro Energy (ADRO) dan Bukit Asam (PTBA) juga mengalami kenaikan harga saham lebih dari 80% tahun ini. Sementara itu United Tractors (UNTR) mampu tumbuh lebih dari 60%.

Sepanjang tahun ini tercatat hanya ada lima emiten batu bara yang harga sahamnya malah turun.

Dari sisi pendapatan, hanya terdapat satu emiten batu bara yang melaporkan kinerja pendapatan semeter pertama 2022 lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu dua emiten yakni BYAN dan TOBA masih belum melaporkan kinerja semester pertama tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat