Akhir Tahun Jadi Momentum Penting Emiten Batu Bara untuk Rebound

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
09 September 2025 16:33
Tambang batu bara Asam-Asam yang dikelola PT Arutmin, anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI). (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)
Foto: Tambang batu bara Asam-Asam yang dikelola PT Arutmin, anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI). (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah penurunan ekspor batu bara menjadi tekanan bagi emiten batu bara di Tanah Air. Namun, Pengamat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa menyebut akan ada katalis positif bagi emiten batu bara hingga akhir tahun ini.

"Musim dingin sering jadi katalis positif bagi harga batu bara karena permintaan meningkat. Di tengah lesunya ekspor saat ini, potensi penguatan harga di akhir tahun bisa jadi momentum penting bagi emiten batu bara untuk rebound, terutama dari sisi margin," ungkap Reydi kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/9/2025).

Menurutnya, pada akhir tahun ini, sejumlah emiten batu bara akan menikmati dampak musim dingin. Bahkan, emiten pertambangan batu bara, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Reydi mengatakan dampaknya bisa cukup signifikan.

"Dengan claim memiliki cadangan batubara yang besar, BUMI punya potensi untuk menangkap peluang tersebut tanpa harus terburu-buru menambah produksi, apalagi jika harga acuan batubara naik, stok batubara BUMI bisa dijual dengan harga yang tinggi," tegas Reidy.

Sebelumnya, Advisor BUMI Christopher Fong juga menyebut musim dingin akan menjadi angin segar bagi perseroan.

"Saat musim panas berakhir di belahan bumi utara, perusahaan mengharapkan adanya peningkatan metrik produksi dari Indonesia. Apalagi, pertambangan batu bara BUMI di Kalimantan yakni KPC East konsisten memuat 38 kapal setiap bulan dan operasi berjalan 24 jam sehari," ungkap Fong.

Fong mengatakan BUMI masih optimis dengan target dan harga realisasi batu bara hingga akhir tahun. Menurutnya, Indonesia adalah produsen batubara termal terbesar yang menyumbang sekitar 500 juta ton ke pasar global.

"Pada 2025 kami mengalami penurunan karena sejumlah faktor termasuk harga dan pasar lainnya, karena mereka meningkatkan produksi domestik, terutama China. Namun, kami berharap untuk memenuhi estimasi target untuk 2025 dalam hal produksi dan bahwa pemulihan harga akan direalisasikan," ungkap Fong.

Apalagi menurut Fong, Bumi Resources adalah pengekspor terbesar batu bara termal dan salah satu operator batu bara termal terbesar di dunia. Fong mengatakan bahwa posisi ini akan terus berlanjut.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tangkap Peluang, BUMI Optimis Bidik Produksi Batu Bara 81 Juta Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular