Harga Batu Bara Lompat Lagi, Bikin Saham ITMG dkk Ikutan Naik

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
06 April 2022 09:50
Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). Pemerintah memutuskan untuk menyetop ekspor batu bara pada 1–31 Januari 2022 guna menjamin terpenuhinya pasokan komoditas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer (IPP) dalam negeri. Kurangnya pasokan batubara dalam negeri ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham-saham emiten batu bara menguat pada awal perdagangan hari ini, Rabu (6/4/2022). Investor memborong kembali saham tersebut seiring harga batu bara kembali melompat tinggi.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut saham-saham batu bara yang naik pagi ini, pukul 09.16 WIB.

  1. ABM Investama (ABMM), naik +3,80%, ke Rp 2.050/unit

  2. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +2,96%, ke Rp 27.000/unit

  3. Delta Dunia Makmur (DOID), +2,64%, ke Rp 466/unit

  4. Alfa Energi Investama (FIRE), +2,11%, ke Rp 290/unit

  5. Indika Energy (INDY), +2,00%, ke Rp 2.550/unit

  6. Perdana Karya Perkasa (PKPK), +1,69%, ke Rp 181/unit

  7. Bumi Resources (BUMI), +1,67%, ke Rp 61/unit

  8. Adaro Minerals Indonesia (ADMR), +1,67%, ke Rp 2.440/unit

  9. Golden Energy Mines (GEMS), +1,06%, ke Rp 4.750/unit

  10. Harum Energy (HRUM), +1,04%, ke Rp 12.150/unit

  11. Mitrabara Adiperdana (MBAP), +0,91%, ke Rp 4.440/unit

  12. Prima Andalan Mandiri (MCOL), +0,88%, ke Rp 4.610/unit

  13. Bukit Asam (PTBA), +0,86%, ke Rp 3.510/unit

  14. United Tractors (UNTR), +0,74%, ke Rp 27.400/unit

  15. Adaro Energy Indonesia (ADRO), +0,67%, ke Rp 3.020/unit

Menurut data di atas, saham ABMM melesat 3,80% ke Rp 2.050/unit, melanjutkan reli kenaikan sejak Jumat pekan lalu.

Alhasil, dalam sepekan saham ABMM melejit 14,45% dan dalam sebulan mencuat 17,44%.

Pada Selasa kemarin (5/4), ABMM merilis laporan keuangan 2021 di mana perusahaan sukses mengalami turnaround atau membalik rugi bersih menjadi laba bersih.

Laba bersih ABMM tercatat sebesar US$ 148,00 juta per akhir tahun lalu, dari tahun 2020 menanggung rugi bersih US$ 35,66 juta.

Pendapatan bersih ABMM juga meningkat 68,51% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 1,02 miliar pada 2021, dari raihan pada 2020 sebesar US$ 606,41 juta.

Saham ITMG juga terapresiasi 2,96%, rebound dari koreksi pada 2 hari sebelumnya. Dalam sepekan, saham ini masih turun 4,24% dan dalam sebulan minus 2,43%. Adapun, sejak awal tahun (ytd) saham ITMG sudah melonjak 32,97%.

Setali tiga uang, saham DOID juga terkerek 2,64%. Dengan ini, saham DOID sudah menguat selama 4 hari beruntun. Dalam seminggu, saham ini melambung 19,40%.

Sementara, harga batu bara melesat setelah Uni Eropa menimbangkan sanksi baru kepada Rusia. Pada perdagangan Selasa (5/4), harga batu bara kontrak Mei ditutup di US$ 280/ton, melonjak 8,25% dibandingkan hari sebelumnya.

Level harga US$ 280/ton adalah yang tertinggi sejak 15 Maret 2022 atau dalam 20 hari terakhir. Kenaikan tajam tersebut juga kembali mendekatkan harga batu bara ke level US$ 300/ton setelah melemah sejak pertengahan Maret.

Dalam sepekan, harga batu bara sudah menguat 11,08% tetapi dalam sebulan masih turun 31,21%. Dalam setahun, harga si batu hitam meroket 210,77%.

Lonjakan tajam harga batu bara dipicu oleh rencana Uni Eropa untuk memberikan sanksi baru terhadap Rusia. Sanksi baru termasuk larangan impor batu bara Rusia yang akan dilakukan Uni Eropa.

Sebelumnya, Uni Eropa dan Dunia Barat juga sudah memberikan sanksi kepada Rusia, termasuk larangan pemblokiran sistem keuangan dunia Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Rencana sanksi baru muncul setelah beredarnya foto-foto pembantaian warga sipil di Ukraina.

Berdasarkan data Badan Energi Internasional (IEA), pada tahun 2020, perdagangan global batu bara thermal mencapai 978 juta ton. Indonesia adalah eksportir terbesar untuk thermal batu bara dengan kontribusi hingga 40%. Australia ada di posisi kedua dengan porsi 20%, disusul kemudian dengan Rusia (18%).

"Sanksi (sebelumnya) sudah berdampak dan membatasi opsi ekonomi dan politik Kremlin. Namun, kita butuh menaikkan tekanan kita kepada mereka," tutur Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Selasa (5/4), seperti dikutip dari AP.

Von der Leyen memperkirakan nilai larangan impor negara Uni Eropa mencapai US$ 4,4 miliar per tahun sehingga diharapkan berdampak besar terhadap Rusia.

Namun, ahli kebijakan energi Simone Tagliapietra mengatakan sanksi larangan impor batu bara dari Uni Eropa hanya simbolis semata. Dia menjelaskan Rusia mendapatkan ekspor batu bara ke Uni Eropa hanya menghasilkan penerimaan sebesar 20 juta euro/hari bagi Rusia.

Nilai itu, sangat kecil dibandingkan dengan penerimaan dari minyak yang mencapai 850 juta euro per hari. Rusia memenuhi 19,3% pasokan impor batu bara Uni Eropa pada 2020 sementara minyak sebesar 36,5% dan gas alam sebesar 41,5%.

"Larangan impor batu bara menjadi penting karena mematahkan tabu di bidang energi. Namun, itu bukan penentu permainan. Menargetkan batu bara dalam sanksi pada saat ini terlalu simbolis, terlalu berhati-hati," ujarnya kepada AP.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nasib Nasib... Saham Batu Bara 'Kebakaran' Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular