
RBA Kerek Bunga 50 Bps! KPR Mahal, Dolar Australia Terkapar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) sesuai prediksi mengerek suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 2,35% pada Selasa (6/9/2022). Namun, dolar Australia bukannya menguat malah berbalik terkapar.
Sebelum pengumuman tersebut, dolar Australia sebenarnya sempat menguat hingga 0,54% melawan rupiah. Tetapi pasca pengumuman pukul 11:30 WIB, malah berbalik melemah tipis kurang dari 0,1% ke Rp 10.120/AU$.
Pasar sudah memperkirakan RBA akan menaikkan suku bunga menjadi 2,35%, tertinggi sejak Desember 2014, guna meredam inflasi.
Tetapi, Gubernur RBA, Philip Lowe, mengatakan ke depannya suku bunga akan terus dinaikkan.
"Anggota dewan gubernur memperkirakan dalam beberapa bulan ke depan suku bunga akan kembali dinaikkan. Besar dan waktu kenaikan akan tergantung dari rilis data ekonomi, dan penilaian anggota dewan terhadap outlook inflasi dan pasar tenaga kerja," kata Lowe.
Semakin tinggi kenaikan suku bunga, maka risiko resesi Australia akan semakin besar.
"Banyak bank sentral saat ini mandatnya pada dasarnya berubah menjadi tunggal, yakni menurunkan inflasi. Kredibilitas kebijakan moneter merupakan aset yang sangat berharga yang tidak boleh hilang, sehingga bank sentral akan agresif menaikkan suku bunga," kata Rob Subbraman, kepala ekonom Nomura dalam acara Street Signs Asia CNBC International, Selasa (5/7/2022).
Subbraman memproyeksikan dalam 12 bulan ke depan zona euro, Inggris, Jepang, Australia, Kanada dan Korea Selatan juga akan mengalami resesi.
"Kenaikan suku bunga yang agresif artinya kita melihat kebijakan front loading. Dalam beberapa bulan kami telah melihat risiko resesi, dan sekarang beberapa negara maju benar-benar jatuh ke jurang resesi," tambah Subbraman.
Selain itu, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga membengkak, yang membebani rumah tangga.
Berdasarkan perhitungan RateCity, jika perbankan ikut menaikkan suku bunga KPR maka akan menjadi sebesar 7,27%, dibandingkan sebelum RBA mulai menaikkan suku bunga pada Mei lalu sebesar 6,27%.
Untuk KPR senilai AU$ 300.000, maka tabahan biaya bunga yang harus dibayar menjadi sekitar AU$ 200.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tingkat Pengangguran Terendah 50 Tahun, Dolar Australia Naik
