Ini Bukti Harga Karet Masih Lengket di Level Terendah 9 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 August 2022 17:45
foto : Reuters
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet awal pekan kemarin naik cukup tajam, tetapi pada perdagangan Selasa (30/8/2022) berbalik turun. Hal ini menunjukkan karet masih belum bisa jauh dari level terendah dalam 9 bulan terakhir.

Melansir data Refinitiv, harga karet di bursa berjangka Jepang turun 0,92% ke JPY 226,4/kg.

Pertengahan Agustus lalu, harga karet di bursa berjangka Jepang menyentuh level termurah dalam 9 bulan terakhir JPY 223,8/kg. Setelahnya, harga karet naik turun, tetapi masih belum bisa jauh dari level tersebut.

Kekhawatiran akan menurunnya permintaan membuat harga karet tertekan. Apalagi dengan perekonomian China, sudah menunjukkan tanda-tanda "sakit", terlihat dari PDB di kuartal II-2022 yang hanya tumbuh 0,4% year-on-year (yoy). Memang China masih menerapkan kebijakan lockdown jika terjadi lonjakan kasus Covid-19, tetapi ada masalah berbeda juta, mulai dari krisis sektor properti hingga kekeringan.

Sakitnya perekonomian China juga terkonfirmasi dari jebloknya pendapatan raksasa e-commerce.

Pada kuartal II-2022, Alibaba melaporkan pertumbuhan pendapatan yangflatuntuk pertama kalinya dalam sejarah. Bahkan, mereka harus menunda beberapa proyeknya.

JD.com, yang merupakan perusahaan e-commerce terbesar kedua di China, juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang paling lamban dalam sejarah. Namun, mereka masih dapat mengendalikan rantai pasokan dan inventaris logistiknya, meskipun ada kenaikan pada biaya operasional.

Buruknya kinerja raksasa e-commerce tersebut menunjukkan masalah China tidak sekedar lockdown, tetapi daya beli masyarakat yang menurun. Tak ayal, bank sentral China juga beberapa kali memangkas suku bunganya guna memacu perekonomian.

Selain itu, permintaan dari sektor otomotif juga terancam melambat. Seperti diketahui, sektor otomotif merupakan konsumen terbesar karet. Sementara, Toyota Motor Corp. melaporkan produksi kendaraan di bulan Juli turun sebesar 8,6% (yoy), dan tidak mencapai target dalam 4 bulan beruntun.

Dengan penurunan tersebut, produsen otomotif terbesar di dunia berdasarkan penjualan tersebut diperkirakan akan menurunkan target produksinya, artinya permintaan karet akan menurun.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Neraca Dagang Jepang Jeblok, Harga Karet Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular