
BBM Pertalite Naik Hari Ini? Rupiah Malah Libas Tiga Dolar

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah perkasa pada perdagangan Jumat (26/8/2022), tidak tanggung-tanggung 3 dolar dilibas sekaligus. Padahal, ada isu pemerintah akan mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertalite dan Solar hari ini.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 12:24 WIB, rupiah menguat 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.810/US$, sebelumnya bahkan sempat ke bawah Rp 14.800/US$.
Di saat yang sama, rupiah menguat melawan dolar Singapura dan Australia masing-masing 0,25% dan 0,44% ke Rp 10.639/SG$ dan Rp 10.298/SG$.
Kenaikan harga Pertalite berisiko memicu kenaikan inflasi yang tentunya berdampak buruk bagi rupiah. Tetapi di sisi lain, beban belanja APBN akan berkurang, sehingga bisa dimanfaatkan ke arah yang lebih produktif.
Berdasarkan informasi yang diperoleh CNBC Indonesia, bahwa masih ada rapat lanjutan antara menteri-menteri ekonomi Indonesia pada hari ini.
"Jadi hari ini masih dibicarakan bukan pengumuman penyesuaiannya," terang sumber di lingkup pemerintahan kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/8/2022).
Sejatinya, untuk kenaikan harga BBM ini, pemerintah masih mempertimbangkan supaya tidak mengganggu daya beli masyarakat termasuk inflasi yang tidak terlalu tinggi.
Nah, untuk menjaga daya beli masyarakat, kemungkinan kenaikan harga BBM Pertalite di SPBU Pertamina masih akan berada di bawah Rp 10.000 per liter dengan range kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.500 dari harga yang saat ini Rp 7.650 per liter. "Kemungkinan di bawah Rp 10.000/liter," kata sumber tersebut.
Dari informasi yang diterima juga, pengurangan subsidi ada beberapa alternatif termasuk diantaranya adalah penambahan kuota BBM Pertalite yang saat ini sudah dalam kondisi sekarat.
Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto mengatakan bahwa secara eksplisit dari Partai Nasdem mengusulkan kenaikan harga BBM di Pertamina khusus untuk Pertalite dan Solar Subsidi mencapai 30%.
"Pertalite Rp10.000/liter eksplisit dari Nasdem, dengan catatan tetap ada subsidi. Karena kan keekonomian Pertalite itu Rp 17.000-an/liter, jadi memang harus tetap disubsidi," ungkap dia dalam Raker bersama Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Rabu (24/8/2022).
Sugeng meminta subsidi BBM Pertamina juga harus tepat sasaran, kenaikan harga BBM harus dibarengi dengan pembatasan pembelian Pertalite. "Dalam tingkat tertentu kami ingin subsidi diberikan ke orang bukan barang seperti ke BBM," tandas dia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Libur Lebaran, Dolar Australia dan Singapura Adu Murah
