
The Fed Bisa Nyusul BI Naikkan Suku Bunga, Harga Nikel Ambrol

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia terpantau melorot pada perdagangan hari ini karena kekhawatiran pelemahan ekonomi seiring dengan kenaikan suku bunga.
Pada Selasa (23/8/2022) pukul 14.20 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 22.000 per ton, ambles 1,54% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
Fokus pasar saat ini tertuju ke Ketua Fed Jerome Powell yang diperkirakan akan memperkuat sikap hawkish bank sentral AS dalam pidatonya di Jackson Hole, konferensi perbankan sentral Wyoming akhir pekan ini, kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
Menurut ekonom dalam jajak pendapat Reuters, Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September di tengah ekspektasi inflasi AS telah memuncak dan kekhawatiran resesi yang berkembang.
Namun, para pelaku pasar berpandangan lain. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 50 bps ke 2,75-3% adalah 41,5%. Sementara kemungkinan kenaikan 75 bps adalah 58,5%.
Ekspektasi kenaikan suku bunga turut mengerek mata uang dolar AS. Dollar Index (mengukur kekuatan greenback dengan enam mata uang utama) memecahkan rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Saat ini posisinya di 109,046.
Dolar yang melesat membuat nikel menjadi kurang menarik sebab aset yang dibanderol dengan greenback menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik dari China, Harga Nikel Melonjak 2% Lebih