Bursa Eropa Stagnan Di Tengah Memanasnya Inflasi Inggris

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa dibuka beragam pada hari Rabu dan gagal untuk membangun momentum positif minggu ini setelah reli yang dialami Wall Street.
Stoxx 600 pan-Eropa relatif stagnan pada awal perdagangan, dengan saham makanan dan minuman naik 1% sementara sektor perjalanan dan rekreasi turun 0,8%.
Pada hari Rabu, investor memantau data produk domestik bruto (PDB) awal dari zona euro untuk kuartal kedua, serta angka pengangguran untuk blok mata uang tunggal tersebut, serta angka inflasi Inggris terbaru untuk Juli.
Pasar Eropa ditutup sedikit membaik pada Selasa (16/8) kemarin. Indeks pan-European Stoxx 600 mengakhiri hari naik 0,2%, dengan sektor sumber daya menguat 3,4% dan memimpin kenaikan sementara perawatan kesehatan turun 0,6%.
Sebelumnya, saham AS menguat pada hari Selasa setelah pendapatan yang kuat dari Walmart dan Home Depot. Pasar di Asia-Pasifik lebih tinggi menjelang penutupan perdagangan pada hari Rabu, dengan saham Jepang melonjak setelah angka ekspor yang lebih baik dari perkiraan.
Saham Tecan Group naik 12%, Uniper turun 7% setelah mengumumkan laporan keuangan terbaru.
Saham Tecan Group melonjak 12% pada awal perdagangan dan memimpin Stoxx 600 setelah perusahaan instrumen laboratorium Swiss itu mengalahkan ekspektasi pendapatan semester pertama dan meningkatkan prospek penjualan setahun penuh.
Pada posisi terboncos indeks blue chip Eropa, utilitas Jerman Uniper turun 7% setelah membukukan kerugian bersih 12,3 miliar euro (US$ 12,5 miliar) atau setara dengan Rp 187,5 triliun untuk semester pertama, karena berkurangnya pasokan gas Rusia menaikkan biaya. Uniper mendapatkan dana talangan 15 miliar euro (Rp 225,25 triliun) dari pemerintah Jerman bulan lalu.
Sementara itu, dari pasar keuangan lain, Imbal hasil obligasi pemerintah Inggris melonjak setelah pengumuman inflasi yang semakin panas. Imbal hasil Gilt 2-tahun Inggris melonjak pada Rabu pagi, naik lebih dari 29 basis poin untuk mencapai 2,441%, poin tertinggi sejak November 2008.
Selain itu, Imbal hasil Gilt 10-tahun juga naik lebih dari 11 basis poin dan hasil 5 tahun naik 16 basis poin.
Inflasi Inggris mencapai level tertinggi baru dalam 40 tahun sebesar 10,1% secara tahunan (yoy) pada bulan Juli karena lonjakan harga makanan dan energi terus berlanjut
Lonjakan harga tersebut terus mengintensifkan rekor tekanan tinggi pada rumah tangga.
Rekor baru tersebut adalah data yang dikeluarkan oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) pada hari Rabu, yang mana di atas perkiraan konsensus Reuters sebesar 9,8% dan naik dari 9,4% pada bulan Juni.
Inflasi inti, yang tidak termasuk energi, makanan, alkohol dan tembakau, mencapai 6,2% pada tahun ini hingga Juli 2022, naik dari 5,8% pada Juni dan di atas proyeksi 5,9%.
Naiknya harga pangan memberikan kontribusi kenaikan terbesar terhadap tingkat inflasi tahunan antara Juni dan Juli, kata ONS dalam laporannya.
[Gambas:Video CNBC]
Mengekor Bursa Asia, Bursa Eropa Dibuka Cerah!
(fsd)