Bisa-bisanya Bursa Eropa Ambruk Berjamaah, Ada Apa sih Ini?

Market - Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
07 September 2022 14:45
A computer screen shows news about Brexit with British Prime Minister Theresa May as a broker watches his screens at the stock market in Frankfurt, Germany, Wednesday, Jan. 16, 2019. (AP Photo/Michael Probst) Foto: Bursa Eropa (AP Photo/Michael Probst)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa tergelincir berjamaah pada sesi awal perdagangan Rabu (07/9/2022). Investor khawatir akan potensi resesi di kawasan dan potensi inflasi melonjak kian membebani.

Indeks Stoxx 600 di awal sesi turun 0,79% ke 411,12, di mana saham minyak dan gas tergelincir lebih dari 2%. Sementara, mayoritas saham berada di zona negatif.

Hal serupa terjadi pada indeks DAX Jerman terkoreksi 0,52% ke 12.803,83 dan indeks CAC Prancis jatuh 0,86% ke posisi 6.053,04. Sedangkan indeks FTSE juga tergelincir cukup dalam 1,03% ke 7.222,95.

Perusahaan energi asal Jerman, Uniper menjadi emiten berkinerja terburuk, di mana sahamnya ambles hampir 10% di sesi awal perdagangan. Saham Siemens Energy juga anjlok 6% karena Gazprom, yang merupakan perusahaan BUMN asal Rusia dituduh gagal memperbaiki peralatan yang rusak pada pipa Nord Stream 1, sehingga menghentikan pasokan gas Rusia ke Eropa. "Masa buruk akan datang," tutur Direktur Utama Uniper Klaus Dieter Maubach dikutip CNBC International.

Investor global masih menunggu pidato pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) pada Rabu (7/9) waktu setempat, untuk menjelaskan situasi ekonomi saat ini yang dikenal dengan Beige Book.

Pada Selasa (6/9), imbal hasil (yield) obligasi AS melonjak, di mana yield obligasi tenor 10 tahun melesat ke level tertingginya sejak Juni 2022. Sedangkan yield obligasi tenor 30 tahun berakhir ke level tertingginya sejak 2014. Hal tersebut menandakan bahwa investor khawatir akan situasi ekonomi saat ini dan memburu aset aman seperti obligasi.

Sementara itu, bursa saham di Asia Pasifik bergerak melemah hari ini, setelah China merilis data ekonomi. Ekspor China tumbuh 7,1% di Agustus 2022, tapi berada di bawah prediksi analis Reuters di 12,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Mengekor Bursa Asia, Bursa Eropa Dibuka Cerah!


(aaf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading