
Kabar Pasar Hari Ini Seru Loh... Jangan Ketinggalan Ya!

Potensi Resesi Cuma 3%, Bos BRI Makin Optimis di 2022
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) tetap optimis Indonesia bisa bertahan di tengah gejolak ekonomi global. Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, hal tersebut dikarenakan Indonesia memiliki fundamental yang sangat kuat. Dimana sampai kuartal II-2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia telah tercatat sebesar 5,44%.
Selain itu, berdasarkan riset dan survei dari bloomberg, potensi ekonomi Indonesia terkena resesi cuma sebesar 3%. Angka tersebut sangat jauh bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang bisa mencapai di atas 20%.
"Fundamental ekonomi kita sangat kuat mengahadapi gejolak eksternal, ekonomi kita mampu tumbuh 5,44%, drivernya konsumsi masyarakat 5,51% yoy," kata Sunarso di CNBC Market Update Senin (15/8/2022).
Laba LSIP Tumbuh 8,41%, Saat Terjadi Penurunan Penjualan
Kinerja laba PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membukukan kenaikan laba bersih di bawah 10%. Pendapatan perseroan tercatat mengalami penurunan, pada saat pemerintah menerapkan larangan ekspor sawit pada kuartal II-2022.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat, laba bersih LSIP cuma naik 8,41% menjadi Rp 549,46 miliar. Angka pada periode yang sama 2021 tercatat sebesar Rp 506,84 miliar.
Sementara itu, pendapatan perseroan mengalami penurunan 5,95% menjadi Rp 2,04 triliun. Pada periode yang sama 2021, pos ini tercatat membukukan pendapatan Rp 2,17 triliun.
Siapa Sujaka Lays, Bohir Calon Emiten Batu Bara Black Diamond
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan satu emiten baru yang bergerak di sektor pertambangan batu bara. PT Black Diamond Resources yang berniat menggunakan ticker COAL sedang melaksanakan book building dan menjadwalkan masa penawaran umum 31 Agustus hingga 5 September 2022 mendatang.
Black Diamond berencana melepas maksimal 1,75 miliar saham baru atau setara 25,93% dari modal disetor. Artinya di rentang tertinggi perusahaan dapat memperoleh dana segar Rp 227,5 miliar, dengan valuasi perusahaan Rp 877,36 miliar.
Black Diamond memanfaatkan tingginya harga batu bara global untuk melakukan pencarian modal di bursa. Tercatat saat ini perusahaan yang ingin menggunakan ticker batu bara dalam bahasa Inggris - COAL - hanya mampu memproduksi 50 ribu ton per bulan atau 600 ribu ton per tahun.
(RCI/dhf)