Siapa Sujaka Lays, Bohir Calon Emiten Batu Bara Black Diamond

Feri Sandria, CNBC Indonesia
15 August 2022 13:40
Black Diamond Resources
Foto: Dok Perusahaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan satu emiten baru yang bergerak di sektor pertambangan batu bara. PT Black Diamond Resources yang berniat menggunakan ticker COAL sedang melaksanakan book building dan menjadwalkan masa penawaran umum 31 Agustus hingga 5 September 2022 mendatang.

Black Diamond berencana melepas maksimal 1,75 miliar saham baru atau setara 25,93% dari modal disetor. Artinya di rentang tertinggi perusahaan dapat memperoleh dana segar Rp 227,5 miliar, dengan valuasi perusahaan Rp 877,36 miliar.

Black Diamond memanfaatkan tingginya harga batu bara global untuk melakukan pencarian modal di bursa. Tercatat saat ini perusahaan yang ingin menggunakan ticker batu bara dalam bahasa Inggris - COAL - hanya mampu memproduksi 50 ribu ton per bulan atau 600 ribu ton per tahun.

Perusahaan diketahui memiliki IUP produksi di daerah Gunung Mas seluas 4.883 hektar, dengan cadangan terbukti tercatat hanya 9 juta ton dan cadangan terkira 25 juta ton.

Adapun penggunaan dana setelah dikurangi biaya emisi akan disalurkan kepada entitas anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama - pemilik IUP produksi - untuk keperluan belanja modal sekitar Rp 40 miliar. Sedangkan sisanya akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja.

Dalam prospektus IPO, manajemen menyebutkan bahwa perseroan memiliki rencana untuk membuka areal tambang lainnya dengan membangun infrastruktur dan meningkatkan fasilitas produksi hingga dapat memproduksi 800 ribu metrik ton/tahun di tahun 2022.

Siapa Pemilik Black Diamond

Calon emiten ini dimiliki oleh Sujaka Lays yang sebelum IPO memegang 52,50% saham perusahaan secara langsung dan 4,95% secara tidak langsung lewat PT Alam Tulus Abadi. Secara total sebelum IPO kepemilikan saham Sujaka adalah 57,45%. Namun jika IPO berhasil diserap seluruhnya, porsi kepemilikan Sujaka akan terdilusi menjadi 42,55%.

Artinya kekayaan Sukaja dari calon emiten ini bisa menyentuh Rp 373,32 miliar pada saat melantai di bursa, apabila investor menyepakati harga IPO di rentang tertinggi.

Sujaka bukan merupakan nama asing di pasar modal. Saat ini dia tercatat sebagai direktur utama dan pengendali tidak langsung dari Indo Komoditi Korpora (INCF), emiten yang bergerak di bidang usaha industri karet dan perdagangan dan sebelumnya bernama PT Amstelco Indonesia.

Sujaka merupakan warga negara Indonesia yang lahir di Jakarta pada 30 Juni 1981. Dia memperoleh gelar Diploma di Perth Western Australia, pada tahun 1999. Pasca kelulusan Sujaka mengawali karier sampai sekarang sebagai Direktur Utama di PT Sampit International.

Pada tahun 2017 dirinya menjabat sebagai Direktur Utama PT Alam Tulus Abadi, pemegang saham mayoritas (40%) dan pengendali INCF yang sahamnya 99% dikuasai oleh Sujaka berdasarkan prospektus IPO Black Diamond.

Sujaka bergabung dengan INCF sejak 11 November 2015 dan bertugas untuk mengendalikan kegiatan di bidang marketing, mencapai target marketing dan menjaga komunikasi yang baik dengan pihak customer maupun supplier, menurut Laporan Tahunan INCF.

Kinerja Keuangan

Perusahaan diketahui mengalami lonjakan pendapatan pada tahun 2021 seiring melonjaknya harga batu bara global. Sepanjang tahun 2021 perusahaan mencatatkan pendapatan Rp 171,70 miliar atau naik 120 kali lipat dari capaian tahun 2020 sebesar Rp 1,41 miliar. Laba bersih perusahaan tahun lalu tercatat sebesar Rp 27,32 miliar.

Sedangkan dalam empat bulan pertama tahun ini, pendapatan perusahaan tercatat Rp 95,53 miliar, meningkat 127% secara tahunan (yoy) dari semula Rp 42,09 miliar. Laba perusahaan juga naik dua kali lipat lebih menjadi Rp 43,30 miliar dari semula Rp 21,42 miliar.

Selama empat bulan pertama tahun ini ekuitas perusahaan melonjak signifikan. Hingga akhir April ekuitas Black Diamond tercatat Rp 118,54 miliar, naik nyaris 50% dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 79,31 miliar.

Nilai buku perusahaan pasca IPO di harga tertinggi adalah 51,26/saham, dengan PBV 2,54 kali dari nilai buku.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(fsd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kenalin, Calon Emiten Batu Bara Baru: Black Diamond Resources

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular