
Jual Saham IPO Rp 100, Ada Taipan Borneo di Black Diamond

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) menetapkan harga pelaksanaan initial public offering (IPO) Rp 100 untuk setiap saham. COAL menawarkan sebanyak 1,25 miliar saham baru dengan nominal Rp 10 atau sebanyak 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum sebanyak Rp 125 miliar. Masa penawaran umum pada 1 September hingga 5 September 2022, dengan tanggal pencatatan 7 September 2022.
Perusahaan tambang batu bara itu akan menggunakan Rp 40 miliar untuk kucuran kepada Entitas Anak yaitu DMP dan digunakan untuk keperluan belanja modal. Sedangkan, sisanya akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja oleh DMP.
COAL diketahui memiliki IUP produksi di daerah Gunung Mas seluas 4.883 hektar, dengan cadangan terbukti tercatat hanya 9 juta ton dan cadangan terkira 25 juta ton.
Adapun penggunaan dana setelah dikurangi biaya emisi akan disalurkan kepada entitas anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama - pemilik IUP produksi - untuk keperluan belanja modal sekitar Rp 40 miliar. Sedangkan sisanya akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja.
Dalam prospektus IPO, manajemen menyebutkan bahwa perseroan memiliki rencana untuk membuka areal tambang lainnya dengan membangun infrastruktur dan meningkatkan fasilitas produksi hingga dapat memproduksi 800 ribu metrik ton/tahun di tahun 2022.
Siapa Pemilik Black Diamond?
Black Diamond merupakan perusahaan yang dimiliki oleh pengusaha Sujaka Lays yang sebelum IPO memegang 52,50% saham perusahaan secara langsung dan 4,95% secara tidak langsung lewat PT Alam Tulus Abadi. Secara total sebelum IPO kepemilikan saham Sujaka adalah 57,45%. Namun jika IPO berhasil diserap seluruhnya, porsi kepemilikan Sujaka akan terdilusi menjadi 42,55%.
Artinya kekayaan Sukaja dari calon emiten ini bisa menyentuh Rp 373,32 miliar pada saat melantai di bursa, apabila investor menyepakati harga IPO di rentang tertinggi.
Sujaka bukan merupakan nama asing di pasar modal. Saat ini dia tercatat sebagai direktur utama dan pengendali tidak langsung dari Indo Komoditi Korpora (INCF), emiten yang bergerak di bidang usaha industri karet dan perdagangan dan sebelumnya bernama PT Amstelco Indonesia.
Sujaka merupakan warga negara Indonesia yang lahir di Jakarta pada 30 Juni 1981. Dia memperoleh gelar Diploma di Perth Western Australia, pada tahun 1999. Pasca kelulusan Sujaka mengawali karier sampai sekarang sebagai Direktur Utama di PT Sampit International.
Pada tahun 2017 dirinya menjabat sebagai Direktur Utama PT Alam Tulus Abadi, pemegang saham mayoritas (40%) dan pengendali INCF yang sahamnya 99% dikuasai oleh Sujaka berdasarkan prospektus IPO Black Diamond.
Sujaka bergabung dengan INCF sejak 11 November 2015 dan bertugas untuk mengendalikan kegiatan di bidang marketing, mencapai target marketing dan menjaga komunikasi yang baik dengan pihak customer maupun supplier, menurut Laporan Tahunan INCF.
(hps/hps) Next Article Siapa Sujaka Lays, Bohir Calon Emiten Batu Bara Black Diamond
