Suku Bunga Naik Masih Jadi "Hantu", Harga Perak Drop 1,25%
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia melemah pada perdagangan siang hari ini karena ekspektasi suku bunga yang agresif oleh bank sentral.
Pada Senin (15/8/2022) pukul 14.35 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 20,56, anjlok 1,25% dibandingkan dengan harga penutupan akhir pekan lalu.
Presiden Bank Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan pada hari Jumat bahwa dia ingin menaikkan suku bunga acuan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed), lebih lanjut untuk mengendalikan inflasi.
"Saya ingin melihat periode inflasi berkelanjutan terkendali, dan sampai kita melakukannya, saya pikir kita hanya perlu memindahkan suku bunga ke wilayah yang membatasi," kata Barkin kepada CNBC Internasional.
The Fed telah meningkatkan suku bunga acuannya secara tajam dalam beberapa bulan terakhir, termasuk kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin (bp) dalam dua bulan berturut-turut pada Juni dan Juli. Saat ini kisaran suku bunga The Fed berada di 2,25-2,5%.
Menurut perangkat FedWatch milik CME group, para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 55,5% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 2,75-3,0%. Sementara ekspektasi kenaikan suku bunga mencapai 75 bp sebesar 44,5%.
Meskipun perak dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga AS meredupkan daya tarik perak yang tidak memberikan imbal hasil.
Dolar AS yang menguat juga jadi penekan harga perak dunia. Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama) tercatat 105,879, naik 0,23% dibandingkan dengan posisi kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)