
Kekayaan Bos Sawit Naik Nih... Harga CPO Sepekan Lompat 13%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) menguat sepanjang pekan ini dan diperkirakan akan melaju dalam tren positif.
Pada Jumat (12/8/2022) harga CPO tercatat di MYR4.407 per ton, melonjak 3,35% dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga CPO menguat 13,64% secara point-to-point/ptp.
Kenaikan harga dipicu oleh pertumbuhan minat akan CPO terlihat dari kenaikan ekspor produsen utama Malaysia. Ekspor minyak sawit mentah Negeri Jiran tersebut melonjak 10,72% menjadi 1,32 juta ton pada 10 hari pertama Agustus.
"Ekspor naik jauh lebih tinggi dari perkiraan dengan kenaikan lebih dari 10%, dibandingkan dengan ekspektasi rata-rata kenaikan 3,12%," kata Sathia Varqa, salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura dikutipReuters.
Minyak sawit asal Malaysia dibanjiri permintaan dari Iran, India, Turki, Kenya, dan Filipina. Penyebabnya adalah tidak adanya persediaan pada minyak bunga matahari di Laut Hitam, kata Varqa.
Kenaikan ekspor minyak sawit mentah juga dirasakan oleh Indonesia. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan bahwa Indonesia telah mengekspor sebanyak 2,33 juta ton minyak sawit pada Juni yang termasuk pada produk olahan, naik 15% dari periode yang sama tahun lalu. Kenaikan harga juga ditopang oleh meningkatnya harga minyak nabati alternatif.
Harga minyak kedelai yang diperdagangkan diChicago Board of Trade menguat 1,37% ptp sepanjang pekan kemarin. Sementara minyak kedelai di Dalian naik 1,75% ptp. Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak alternatif nabati karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Ke depan, harga CPO diperkirakan masih akan bergerak naik. Menurut Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi, saat ini pasar sedang dalam euforia merespons positif data-data ekonomi China dan AS.
"Market sedang euforia dovish pivot karena hasil rilis inflasi bagus. Ini kabar positif. Mungkin sampai akhir Agustus atau pertengahan September sampai saat kenaikan Fed Rate berikutnya," kata Lionel kepada CNBC Indonesia dikutip Jumat (12/8/2022).
Dia menambahkan, hambatan-hambatan yang sempat mengganggu rantai pasok akibat efek domino pandemi Covid-19 juga secara perlahan mulai berkurang. Di sisi lain, produksi di dalam negeri juga bagus.
"Saat ini komoditas masih dalam cycle rebound, walaupun dalam jangka panjang masih ada kemungkinan turun. Menurut saya penurunan lanjutan mungkin baru terjadi di akhir tahun atau malah tahun depan," kata Lionel.
"Konsolidasi (harga CPO) di MYR3.800-4.200 per ton," pungkas Lionel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru Pekan Pertama di 2023, Harga CPO Kok Sudah Loyo!