
Kabar Pasar: Lazada & Sinar Mas Beli DANA - Update WanaArtha

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,05% di 7.160,39 kemarin. IHSG konsisten bergerak di zona hijau sejak awal perdagangan dan sempat mencapai posisi tertinggi di 7.181,1.
Sebanyak 323 saham menguat dan 193 saham melemah. Sedang sisa 177 saham lainnya stagnan.
Mayoritas indeks saham Asia kemarin bergerak di zona hijau dan dipimpin oleh indeks Hang Seng dengan apresiasi 1,7%. Penguatan IHSG terbantu oleh kabar baik dari AS. Inflasi AS di bulan Juli tercatat naik 8,5% year on year (yoy).
Simak kabar emiten sebelum memulai perdagangan Jumat (12/8/2022):
1. Teka-teki Masuknya Bisnis Gudang MMLP Dalam Ekosistem GOTO
Emiten milik Hungkang Sutedja, Mega Manunggal Property (MMLP), ramai diisukan akan bersinergi dalam ekosistem GoTo Gojek Tokopedia (GOTO).
Isu tersebut beredar karena sejumlah saham MMLP dimiliki Provident Capital, yang juga salah satu pemegang saham GoTo. Selain itu rumor tersebut semakin kencang oleh masuknya komisaris GOTO Garibaldi 'Boy' Thohir di salah satu portofolio bisnis Provident Capital.
Provident Capital bukanlah nama baru di industri private equity atau perusahaan investasi. Dari situs resminya, perusahaan ini diketahui berbasis di Singapura dan digawangi oleh Winato Kartono.
Sebelum masuk Gojek, Provident Capital sudah memiliki beberapa portofolio investasi di Indonesia seperti Merdeka Copper Gold (MDKA), Provident Agro (PALM), Tower Bersama Group (TBIG), JD.ID, dan Provident Biofuels. MDKA dan TBIG ikut dimiliki oleh Boy Thohir, sementara tiga perusahaan yang disebut pertama juga tercatat masuk dalam grup Saratoga, yang didirikan Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga S. Uno.
Beberapa bulan lalu, di kalangan para pelaku pasar Provident Capital sempat ramai dirumorkan akan mengakuisisi emiten pergudangan Mega Manunggal Property (MMLP).
Rumor tersebut dijawab langsung oleh pihak perseroan lewat sebuah surat keterbukaan informasi, tetapi tidak memberikan penjelasan lanjut dalam konteks yang lebih luas.
MMLP mengonfirmasi bahwa Provident Capital memang sudah menjadi salah satu pemegang saham secara tidak langsungmelalui Bridge Leed Limited sejak bulan Mei 2021 dan menguasai 32,8% saham perusahaan.
Namun manajemen MMLP enggan memberikan informasi lanjut terkait potensi pengambilalihan oleh Provident Capital dan menegaskan bahwa MMLP masih dikendalikan oleh Hungkang Sutedja yang juga menjabat sebagai direktur utama.
Kepemilikan Hungkang Sutedja pada MMLP dilakukan baik secara langsung, maupun secara tidak langsung melalui PT Mega Mandiri Properti dan West Bridge Developments Limited dengan total kepemilikan sebesar 34,7%.
Dalam paparan publik terbaru, pihak manajemen juga tidak memberikan banyak tanggapan terkait masuknya perusahaan ke ekosistem GOTO dan menyebut bahwa pihak manajeman lebih fokus ke dalam operasional. Sedangkan, terkait dengan hal rumor akuisisi akan diputuskan oleh pemegang saham.
"Namun, sampai saat ini, manajemen melihat belum ada arah ke sana," jawab manajemen dalam paparan publik MMLP 5 Juli lalu.
2. Direksi Wanaartha yang Baru Tawarkan Solusi Ini ke Nasabah
Kasus penggelapan dana nasabah PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (WAL) alias WanaArtha Life, masih terus mengemuka dan menyedot perhatian publik.
Namun manajemen WAL yang baru, yang diwakili oleh Presiden Direktur Adi Yulistanto dan Direktur Ari Prihadi Atmosoekarto, berencana untuk menawarkan program-program penyelesaian kewajiban kepada para pemegang polis dengan beberapa konsep.
Dalam keterangan di media massa, Kamis (11/8/2022), setidaknya ada dua konsep yang ditawarkan, antara lain:
Program konversi produk konvensional WAL menjadi produk berbasis syariah yang telah dimiliki sebelumnya oleh Unit Usaha Syariah (UUS) WAL dengan mendapatkan manfaat berupa imbal/bagi hasil bulanan.
2. Program perpanjangan jangka waktu/masa polis yang telah/akan jatuh tempo dengan mendapatkan insentif berupa, life insurance coverage atau manfaat nilai tunai.
Adapun nasabah yang akan mendapatkan manfaat nilai tunai, perhitungan nilai tunainya dibukukan oleh aktuaris independen yang kompeten dengan tetap memperhatikan nilai nominal polis semula dan jangka waktunya.
Selain itu, manajemen baru WAL juga berencana menawarkan produk baru baik syariah maupun konvensional, yang berbasis non endowment (non investasi) dan non unit link.
"Tujuan dari semua hal tersebut adalah upaya untuk menyelesaikan kewajiban WAL kepada para pemegang polis (PP) WAL. Namun semua hal tersebut merupakan rencana penawaran yang sifatnya pilihan kepada para PP WAL dan bukan merupakan keharusan," jelas manajemen dikutip, Kamis (11/8/2022).
3. Sinar Mas Rampungkan Investasi di DANA Rp 2,97 T
Entitas Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui entitas anak tidak langsung, telah menyelesaikan transaksi investasi dalam dompet digital DANA senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,97 triliun (asumsi kurs Rp 14.875 per dolar AS).
Susan Chandra, Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dalam keterbukaan informasinya, Kamis (11/8/2022), menuliskan bahwa pada tanggal 10 Agustus 2022, PT DSST Dana Gemilang ("DSST"), entitas anak tidak langsung Perseroan, telah menyelesaikan rencana investasi dalam PT Elang Andalan Nusantara (EAN), dengan harga pelaksanaan investasi seluruhnya berjumlah US$ 200 juta.
Adapun EAN memiliki anak perusahaan yang mengoperasikan DANA ("DANA"), suatu platform dompet elektronik di Indonesia.
"Investasi ini dilakukan setelah syarat-syarat pendahuluan sebagaimana diatur dalam perjanjian penyertaan modal, termasuk persetujuan-persetujuan dari otoritas berwenang yang terkait terpenuhi," tulis Susan.
Dia melanjutkan, investasi ini merupakan bagian dari kolaborasi pengembangan bisnis digital. Dengan investasi ini, DSST telah menjadi salah satu pemegang saham terbesar di DANA.
Kolaborasi strategis ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan ekosistem digital yang dimiliki oleh Perseroan dan berbagai pemangku kepentingan.
4. Keluarga Sariaatmadja Jual DANA ke Lazada Rp 4,51 T
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), melalui anak usahanya PT Kreatif Media Karya (KMK) resmi melepas sebagi kepemilikan saham PT Elang Andalan Nusantara (EAN), pemilik aplikasi DANA kepada Lazada.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan EMTK ke Bursa Efek Indonesia (BEI) nilai transaksi penjualan tersebut US$ 304,5 juta atau setara Rp 4,51 triliun.
"Setelah penyelesaian transaksi penjualan saham, kepemilikan saham KMK pada EAN akan mengalami penurunan jumlah. Di lain pihak, KMK akan memperoleh penjualan saham yang akan berpengaruh positif kepada kondisi kas keuangan KMK dan perseroan," kata Corporate Secretary EMTK Titi Maria Rusli, Kamis (11/8/2022).
Penjualan saham tersebut dilakukan pada 10 Agustus 2022. Sebagai penjual, KMK telah mengalihkan 202 saham Seri A dan 4.792.986 saham Seri B pada EAN kepada Lazadapay Holding Pte Ltd.
5. Ini Pemicu Hingga Citibank Mampu Cetak Laba Rp 749 M
Citibank Indonesia membukukan laba bersih senilai Rp 749,6 miliar atau tumbuh 62,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan laba, ditopang menyusutnya kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment).
Pada Juni 2021, Citibank mencatat impairment senilai Rp 712,5 miliar dan pada Juni 2022 nilainya menyusut signifikan sebesar 76,7% yoy menjadi Rp 165,8 miliar. Hal ini menyebabkan laba operasional kantor cabang Citi di Indonesia ini naik 49,5% yoy, menjadi Rp 963,8 miliar.
Sepanjang Januari-Juni 2022, pendapatan bunga bersih Citibank Indonesia turun 8,5% yoy, menjadi Rp 1,6 triliun. Akan tetapi, Citi berhasil menekan beban bunga sebesar 33,1% yoy menjadi Rp 282 miliar.
Portofolio kredit Citi di semester I 2022 meningkat 9,8% secara year-on-year menjadi Rp 43,7 triliun. Kontribusi utama pertumbuhan portfolio kredit berasal dari lini bisnis Institutional Banking, terutama pada sektor industri manufaktur serta perantara keuangan.
Pertumbuhan portofolio kredit Citi ditunjang oleh tingkat kualitas dana pihak ketiga berkelanjutan yang tumbuh sebesar 11,1% yang memungkinkan Bank untuk mencatatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sehat sebesar 64%.
Citi Indonesia juga memiliki tingkat kecukupan modal yang sangat baik dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26%. Citi Indonesia mencatatkan penurunan gross Non-Performing Loan (NPL) dari 3,61% menjadi 2,86% dari periode yang sama tahun lalu.
Hal in mencerminkan peningkatan kualitas asset. Citi terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit, dengan menjaga rasio Net NPL tetap rendah yaitu sebesar 0,26%.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengungkapkan, ingin terus memberikan kinerja keuangan yang kuat di paruh pertama tahun ini di tengah lingkungan pasar global yang bergejolak.
"Laba bersih meningkat pada paruh pertama tahun 2022. Sementara momentum bisnis dan kualitas aset membaik. Indonesia tetap menjadi pasar utama bagi Citi dan kami akan terus mendukung klien kami untuk mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi negara," ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (11/8/2022).