Kabar Pasar: Lazada & Sinar Mas Beli DANA - Update WanaArtha

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
12 August 2022 07:24
IHSG,  Senin (9/5/2022).
Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,05% di 7.160,39 kemarin. IHSG konsisten bergerak di zona hijau sejak awal perdagangan dan sempat mencapai posisi tertinggi di 7.181,1.

Sebanyak 323 saham menguat dan 193 saham melemah. Sedang sisa 177 saham lainnya stagnan.

Mayoritas indeks saham Asia kemarin bergerak di zona hijau dan dipimpin oleh indeks Hang Seng dengan apresiasi 1,7%. Penguatan IHSG terbantu oleh kabar baik dari AS. Inflasi AS di bulan Juli tercatat naik 8,5% year on year (yoy).

Simak kabar emiten sebelum memulai perdagangan Jumat (12/8/2022):

1. Teka-teki Masuknya Bisnis Gudang MMLP Dalam Ekosistem GOTO

Emiten milik Hungkang Sutedja, Mega Manunggal Property (MMLP), ramai diisukan akan bersinergi dalam ekosistem GoTo Gojek Tokopedia (GOTO).

Isu tersebut beredar karena sejumlah saham MMLP dimiliki Provident Capital, yang juga salah satu pemegang saham GoTo. Selain itu rumor tersebut semakin kencang oleh masuknya komisaris GOTO Garibaldi 'Boy' Thohir di salah satu portofolio bisnis Provident Capital.

Provident Capital bukanlah nama baru di industri private equity atau perusahaan investasi. Dari situs resminya, perusahaan ini diketahui berbasis di Singapura dan digawangi oleh Winato Kartono.

Sebelum masuk Gojek, Provident Capital sudah memiliki beberapa portofolio investasi di Indonesia seperti Merdeka Copper Gold (MDKA), Provident Agro (PALM), Tower Bersama Group (TBIG), JD.ID, dan Provident Biofuels. MDKA dan TBIG ikut dimiliki oleh Boy Thohir, sementara tiga perusahaan yang disebut pertama juga tercatat masuk dalam grup Saratoga, yang didirikan Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga S. Uno.

Beberapa bulan lalu, di kalangan para pelaku pasar Provident Capital sempat ramai dirumorkan akan mengakuisisi emiten pergudangan Mega Manunggal Property (MMLP).

Rumor tersebut dijawab langsung oleh pihak perseroan lewat sebuah surat keterbukaan informasi, tetapi tidak memberikan penjelasan lanjut dalam konteks yang lebih luas.

MMLP mengonfirmasi bahwa Provident Capital memang sudah menjadi salah satu pemegang saham secara tidak langsungmelalui Bridge Leed Limited sejak bulan Mei 2021 dan menguasai 32,8% saham perusahaan.

Namun manajemen MMLP enggan memberikan informasi lanjut terkait potensi pengambilalihan oleh Provident Capital dan menegaskan bahwa MMLP masih dikendalikan oleh Hungkang Sutedja yang juga menjabat sebagai direktur utama.

Kepemilikan Hungkang Sutedja pada MMLP dilakukan baik secara langsung, maupun secara tidak langsung melalui PT Mega Mandiri Properti dan West Bridge Developments Limited dengan total kepemilikan sebesar 34,7%.

Dalam paparan publik terbaru, pihak manajemen juga tidak memberikan banyak tanggapan terkait masuknya perusahaan ke ekosistem GOTO dan menyebut bahwa pihak manajeman lebih fokus ke dalam operasional. Sedangkan, terkait dengan hal rumor akuisisi akan diputuskan oleh pemegang saham.

"Namun, sampai saat ini, manajemen melihat belum ada arah ke sana," jawab manajemen dalam paparan publik MMLP 5 Juli lalu.

2. Direksi Wanaartha yang Baru Tawarkan Solusi Ini ke Nasabah

Kasus penggelapan dana nasabah PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (WAL) alias WanaArtha Life, masih terus mengemuka dan menyedot perhatian publik.

Namun manajemen WAL yang baru, yang diwakili oleh Presiden Direktur Adi Yulistanto dan Direktur Ari Prihadi Atmosoekarto, berencana untuk menawarkan program-program penyelesaian kewajiban kepada para pemegang polis dengan beberapa konsep.

Dalam keterangan di media massa, Kamis (11/8/2022), setidaknya ada dua konsep yang ditawarkan, antara lain:

Program konversi produk konvensional WAL menjadi produk berbasis syariah yang telah dimiliki sebelumnya oleh Unit Usaha Syariah (UUS) WAL dengan mendapatkan manfaat berupa imbal/bagi hasil bulanan.
2. Program perpanjangan jangka waktu/masa polis yang telah/akan jatuh tempo dengan mendapatkan insentif berupa, life insurance coverage atau manfaat nilai tunai.

Adapun nasabah yang akan mendapatkan manfaat nilai tunai, perhitungan nilai tunainya dibukukan oleh aktuaris independen yang kompeten dengan tetap memperhatikan nilai nominal polis semula dan jangka waktunya.

Selain itu, manajemen baru WAL juga berencana menawarkan produk baru baik syariah maupun konvensional, yang berbasis non endowment (non investasi) dan non unit link.

"Tujuan dari semua hal tersebut adalah upaya untuk menyelesaikan kewajiban WAL kepada para pemegang polis (PP) WAL. Namun semua hal tersebut merupakan rencana penawaran yang sifatnya pilihan kepada para PP WAL dan bukan merupakan keharusan," jelas manajemen dikutip, Kamis (11/8/2022).

3. Sinar Mas Rampungkan Investasi di DANA Rp 2,97 T

Entitas Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui entitas anak tidak langsung, telah menyelesaikan transaksi investasi dalam dompet digital DANA senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,97 triliun (asumsi kurs Rp 14.875 per dolar AS).

Susan Chandra, Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dalam keterbukaan informasinya, Kamis (11/8/2022), menuliskan bahwa pada tanggal 10 Agustus 2022, PT DSST Dana Gemilang ("DSST"), entitas anak tidak langsung Perseroan, telah menyelesaikan rencana investasi dalam PT Elang Andalan Nusantara (EAN), dengan harga pelaksanaan investasi seluruhnya berjumlah US$ 200 juta.

Adapun EAN memiliki anak perusahaan yang mengoperasikan DANA ("DANA"), suatu platform dompet elektronik di Indonesia.

"Investasi ini dilakukan setelah syarat-syarat pendahuluan sebagaimana diatur dalam perjanjian penyertaan modal, termasuk persetujuan-persetujuan dari otoritas berwenang yang terkait terpenuhi," tulis Susan.

Dia melanjutkan, investasi ini merupakan bagian dari kolaborasi pengembangan bisnis digital. Dengan investasi ini, DSST telah menjadi salah satu pemegang saham terbesar di DANA.

Kolaborasi strategis ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan ekosistem digital yang dimiliki oleh Perseroan dan berbagai pemangku kepentingan.

4. Keluarga Sariaatmadja Jual DANA ke Lazada Rp 4,51 T

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), melalui anak usahanya PT Kreatif Media Karya (KMK) resmi melepas sebagi kepemilikan saham PT Elang Andalan Nusantara (EAN), pemilik aplikasi DANA kepada Lazada.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan EMTK ke Bursa Efek Indonesia (BEI) nilai transaksi penjualan tersebut US$ 304,5 juta atau setara Rp 4,51 triliun.

"Setelah penyelesaian transaksi penjualan saham, kepemilikan saham KMK pada EAN akan mengalami penurunan jumlah. Di lain pihak, KMK akan memperoleh penjualan saham yang akan berpengaruh positif kepada kondisi kas keuangan KMK dan perseroan," kata Corporate Secretary EMTK Titi Maria Rusli, Kamis (11/8/2022).

Penjualan saham tersebut dilakukan pada 10 Agustus 2022. Sebagai penjual, KMK telah mengalihkan 202 saham Seri A dan 4.792.986 saham Seri B pada EAN kepada Lazadapay Holding Pte Ltd.

5. Ini Pemicu Hingga Citibank Mampu Cetak Laba Rp 749 M

Citibank Indonesia membukukan laba bersih senilai Rp 749,6 miliar atau tumbuh 62,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan laba, ditopang menyusutnya kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment).

Pada Juni 2021, Citibank mencatat impairment senilai Rp 712,5 miliar dan pada Juni 2022 nilainya menyusut signifikan sebesar 76,7% yoy menjadi Rp 165,8 miliar. Hal ini menyebabkan laba operasional kantor cabang Citi di Indonesia ini naik 49,5% yoy, menjadi Rp 963,8 miliar.

Sepanjang Januari-Juni 2022, pendapatan bunga bersih Citibank Indonesia turun 8,5% yoy, menjadi Rp 1,6 triliun. Akan tetapi, Citi berhasil menekan beban bunga sebesar 33,1% yoy menjadi Rp 282 miliar.

Portofolio kredit Citi di semester I 2022 meningkat 9,8% secara year-on-year menjadi Rp 43,7 triliun. Kontribusi utama pertumbuhan portfolio kredit berasal dari lini bisnis Institutional Banking, terutama pada sektor industri manufaktur serta perantara keuangan.

Pertumbuhan portofolio kredit Citi ditunjang oleh tingkat kualitas dana pihak ketiga berkelanjutan yang tumbuh sebesar 11,1% yang memungkinkan Bank untuk mencatatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sehat sebesar 64%.

Citi Indonesia juga memiliki tingkat kecukupan modal yang sangat baik dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26%. Citi Indonesia mencatatkan penurunan gross Non-Performing Loan (NPL) dari 3,61% menjadi 2,86% dari periode yang sama tahun lalu.

Hal in mencerminkan peningkatan kualitas asset. Citi terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit, dengan menjaga rasio Net NPL tetap rendah yaitu sebesar 0,26%.

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengungkapkan, ingin terus memberikan kinerja keuangan yang kuat di paruh pertama tahun ini di tengah lingkungan pasar global yang bergejolak.

"Laba bersih meningkat pada paruh pertama tahun 2022. Sementara momentum bisnis dan kualitas aset membaik. Indonesia tetap menjadi pasar utama bagi Citi dan kami akan terus mendukung klien kami untuk mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi negara," ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (11/8/2022). 

6. Error di Jam Perdagangan, BEI Panggil Ajaib & Stockbit

Aplikasi investasi saham Stockbit dan Ajaib sempat mengalami kendala. Sehingga, para penggunanya kesulitan untuk mengakses kedua platform tersebut saat sesi pertama perdagangan bursa kemarin.

Para pengguna atau investor juga mengeluh melalui berbagai akun sosial media, termasuk Twitter. Dalam cuitannya, mereka merasa kecewa terhadap pelayanan kedua aplikasi tersebut karena dinilai merugikan. Namun, kedua aplikasi tersebut menyebut, kendala yang terjadi berasal dari pihak ketiga.

Merespon hal tersebut, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) Irvan Susandy mengatakan, BEI akan meminta penjelasan dari kedua aplikasi tersebut dan melakukan analisa berdasarkan keterangan mereka.

"Bursa akan melakukan analisa berdasarkan keterangan dari Stockbit dan Ajaib," ujarnya kepada wartawan, Kamis (11/8/2022).

Irvan mengungkapkan, pihak BEI akan meminta penjelasan terkait detail secara teknis, pemecahan masalah, mitigasi, hingga antisipasi agar hal tersebut tidak terjadi kembali.

"Kendala di Stockbit dan ajaib adalah kendala di internal mereka yang masih akan dimintakan keterangan oleh Bursa terkait detil teknis, problem solving dan mitigasinya," pungkasnya.

Sebelumnya, beberapa satu pengguna mempertanyakan terkait kendala yang mengganggu kegiatan transaksi saham mereka. Mereka berharap pihak Ajaib memberikan keterangan atau penjelasan terkait hal tersebut.

"Nggak ada keterangan kah error kenapa? Pantang, ya, bilang error di sosmed," kata pengguna Ajaib @isengdude, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (10/8/2022).

7. Harga Mie Instan Naik, Eh.. Saham Produsennya Ikut Naik

Siapa sangka perang yang terjadi antara Russia dengan Ukraina dapat membuat harga mie instan naik. Ini menjadi perhatian, lantaran mie instan bukan hanya menjadi makanan favorit di dalam negeri, tapi sejumlah merek seperti Indomie juga tenar di luar negeri.

Mie instan merupakan salah satu makanan yang sangat populer di Indonesia. Bahan baku utama untuk membuat mie instan adalah gandum.

Namun, Indonesia bukanlah negara produsen gandum meskipun konsumsi gandum terutama untuk mie instan terbilang besar.

Selama ini gandum dari Indonesia masih banyak diimpor dari luar negeri terutama dari Ukraina. Dengan adanya perang harga gandum pun ikut terkerek naik.

Kalau harga gandum melesat, maka biaya produksi yang ditanggung oleh produsen mie instan akan naik dan jika tidak diikuti dengan kenaikan harga jual produk maka marjin laba produsen bisa tergerus.

Di tengah maraknya rumor harga mie instan yang bisa naik sampai 3x karena tingginya harga gandum tersebut, bagaimana pergerakan harga saham produsennya?

Saat ini di Indonesia ada 3 perusahaan publik yang memiliki portofolio produk mie instan. Pertama adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang merupakan anak usaha dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang menjadi market leader dengan merek mie yang paling populer yaitu Indomie.

Selain ICBP ada juga emiten konsumen lain yang juga memiliki portofolio produk mie instan yaitu PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan merek Bakmi Mewah.

8. Simak! Begini Cara Bikin Wanita Indonesia Melek Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui literasi keuangan perempuan Indonesia, khususnya Ibu Rumah Tangga terutama di pedesaan dan kawasan terpencil, masih rendah. Anggota Dewan Komisioner bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan, hal ini menjadi tantangan dan permasalahan yang harus diatasi.

"Saya pikir ini adalah masalah yang harus kita lawan bersama dalam wacana eksplorasi akses keuangan dan memperkenalkan apa yang disebut skema kredit bagi perempuan di pedesaan," ujarnya dalam acara Women in Fintech di Hotel Mandarin Jakarta, Kamis (11/8/2022).

Menurutnya, persoalan tersebut dapat diatasi melalui infrastruktur yang memadai dibidang keuangan dengan mengembangkan sistem manajemen pembelajaran yang dapat diakses secara digital. "Kami juga menyediakan materi edukasi atau literasi keuangan untuk sekolah dalam format cetak dan digital," ucapnya.

Selain itu, wanita yang akrab disapa Kiki ini juga menyampaikan bahwa perlunya merangkul industri jasa keuangan untuk membuat program inklusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik wanita.

Kiki menyebut, OJK juga akan mendorong inklusi keuangan perempuan dengaan inovasi untuk memperluas akses pembiayaan. Setidaknya tersapat tiga karakteristik yang cocok, yaitu dapat diakses, fleksibel, dan terjangkau, tanpa mengesampingkan kerangka perlindungan konsumen.

"Jika mengikuti berita akhir-akhir ini, saya pikir masalah perlindungan konsumen keuangan dan industri pembiayaan sangat berbeda dengan beberapa kasus. Jadi kami sangat memperhatikan perlindungan konsumen," pungkasnya.

Untuk itu, tambah Friderica, infrastruktur pendidikan keuangan menjadi kunci untuk meningkatkan literasi keuangan wanita Indonesia yang masih rendah.

"Jika anda mendidik seorang pria, anda mendidik individu, jika anda mendidik wanita anda mendidik generasi," ujar Friderica.

9. Erick Thohir Bakal Kawal Ketat Pembenahan Garuda

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengklaim, restrukturisasi dan transformasi yang dilakukan oleh maskapai nasional Garuda Indonesia dalam dua bulan terakhir sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

"Sudah on the track, tapi tahapan-tahapan selanjutnya harus tetap dikawal agar Garuda bisa kembali terbang tinggi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (11/8/2022).

Erick menyebut, meskipun perjalanan maskapai penerbangan negara tersebut masih panjang, namun dapat memberikan angin segar untuk menjalankan tahapan transformasi selanjutnya. Apalagi, Garuda juga mendapat dukungan dari pemerintah, yang mana Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyuntikkan Rp 7,5 triliun sebagai Penyertaan Modal Negara(PMN).

"Saya apresiasi kinerja seluruh karyawan dan manajemen yang punya andil dalam membukukan laba positif di dua bulan terakhir, setelah selama ini berjuang dalam kondisi pailit," tuturnya.

Baca: Garuda Bernapas Lega, PMN Rp 7,5 T akan Segera Cair
Di tengah situasi global yang belum pasti, menurutnya, penerbangan dalam negeri cukup menjanjikan karena Indonesia adalah negara kepulauan yang cukup besar dan jumlah penduduknya mencapai lebih dari 275 juta. Dengan demikian, Garuda sebagai maskapai milik negara harus memperbaiki kinerjanya dan meninggalkan pola-pola lama yang membuat perusahaan pailit.

"Bisnis penerbangan domestik cukup menjanjikan asal dikelola dengan profesional. Sebagai negara kepulauan kita harus terus mendorong tumbuhnya kota-kota di luar Jawa sebagai pusat ekonomi baru sehingga pembangunan makin merata," pungkasnya.

10. Emtek Rajin Obral Aset, Sedang Butuh Duit?

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang dimiliki oleh taipan keluarga Sariaatmadja mengumumkan penjualan DANA ke Lazada. ini bukan kali pertama konglomerasi bisnis ini merombak portofolio bisnis.

EMTK didirikan pada 1983 dan telah beroperasi sejak 1984. EMTK memiliki bisnis di berbagai sektor termasuk di bidang media digital, infrastruktur dan jasa informasi & komunikasi, perbankan, serta kesehatan.

Namun, pada tahun lalu, Direktur Utama EMTK Alvin Satriaatmaja mengatakan bahwa perusahaanya memiliki visi ke depan untuk berfokus pada dua sektor bisnis. Keduanya adalah, yakni sektor teknologi dan kesehatan.

Strategi EMTK untuk fokus pada dua sektor tersebut kian terlihat. Ini tercermin lewat aksi korporasi yang digencarkan perseroan hingga saat ini.

Sejauh ini, kiprah EMTK di sektor teknologi cukup luas. Dari pemegang saham e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Vidio Dot Com (Vidio), serta mejadi salah satu investor start up unicorn Grab.

Namun, perjalanan EMTK tidak selalu berjalan mulus. EMTK sudah beberapa kali menjajal sejumlah peruntungan, dari mengambil alih layanan chat BBM pada 2016 dan kemudian menghentikan operasional layanan chatting tersebut pada 2019.

EMTK juga sempat berinvestasi di PropertyGuru, yang merupakan perusahaan periklan properti berbasis internet. Namun, kembali melepasnya pada 2020.

Pada 2021, PT Kreatif Media Karya (KMK) yang merupakan anak usaha Grup Emtek, melepas seluruh saham PT Medika Komunika Teknologi (MKT), pemilik layanan telemedis Klikdokter kepada PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) lewat anak usahanya PT Karsa Lintas Buwana.

Selain itu, pada tahun yang sama, EMTK juga masuk bisnis rumah sakit melalui PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) yang juga merupakan anak usahanya.

Saham yang ditransaksikan sebanyak 1.254.899 lembar saham dengan total nilai nominal sebesar Rp1,25 triliun. Adapun nilai transaksi dalam aksi korporasi tersebut sebesar Rp1,35 triliun.

Teranyar, EMTK kembali melepas kepemilikan sahamnya. Melansir keterbukaan informasi yang disampaikan EMTK ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Agustus 2022, EMTK melalui anak usahanya PT Kreatif Media Karya (KMK) resmi melepas sebagian kepemilikan saham PT Elang Andalan Nusantara (EAN), pemilik aplikasi DANA kepada Lazada.

Nilai transaksi penjualan tersebut mencapai US$ 304,5 juta atau setara Rp 4,51 triliun (asumsi kurs Rp 14.875/US$).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular