
United Tractors Investasi di ARKO Hingga Proyek Baru Intiland

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis-tipis pada perdagangan Senin (8/8/2022) awal pekan ini, setelah mencatatkan kinerja yang ciamik pada pekan lalu.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup naik tipis 0,03% ke posisi 7.086,849. Sepanjang hari kemarin, IHSG lebih banyak bergerak di zona merah. Namun, IHSG masih mampu bertahan di kisaran harga 7.080.
Nilai transaksi indeks pada Senin (8/8/2022) mencapai sekitar Rp 14 triliun dengan melibatkan 30 miliaran saham yang berpindah tangan dengan frekuensi sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 241 saham menguat, 263 saham melemah, dan 186 saham lainnya mendatar.
Lalu bagaimana dengan IHSG hari? Yuk simak kabar emiten sebelum memulai perdagangan Selasa (9/8/2022):
1. Saham MORA Resmi Melantai di Bursa, Berapa 'Cuan' FREN?
Emiten penyedia infrastruktur dan jaringan telekomunikasi yakni PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) alias Moratelindo resmi mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (8/8/2022) hari ini.
Harga pelaksanaan MORA adalah senilai Rp 396 per lembar saham dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 23,65 miliar saham. Perusahaan meraup sekitar Rp 1 triliun dari perhelatan ini.
Hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, saham MORA bertengger di sudah melesat hingga 98 poin atau 24,75% ke posisi harga Rp 494/unit.
Di lain sisi, emiten telekomunikasi Grup Sinarmas yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menjadi salah satu pemegang saham Moratelindo secara tidak langsung. Melalui anak usaha, Smart Telecom (Smartel), FREN memiliki 4,33 miliar atau setara 18,32% saham MORA setelah IPO.
Dengan melesatnya harga saham MORA, maka kekayaan FREN pun bertambah. Lantas, berapa 'kekayaan' FREN di saham Moratelindo setelah IPO?
Mari kita memulai hitung-hitungan secara kasar, dengan asumsi memakai harga IPO saham MORA di Rp 396/unit. Maka, kekayaan FREN di saham MORA sebelum perdagangan perdananya hari ini mencapai Rp 1,72 triliun.
Sementara jika dihitung dari harga MORA saat ini atau per perdagangan sesi I, yakni Rp 494/unit. Maka, kekayaan FREN saat ini di saham MORA mencapai Rp 2,14 triliun.
Dengan ini, maka 'cuan' yang sudah didapatkan oleh FREN melalui anak usahanya yakni Smartel sebesar Rp 424,52 miliar.
2. Intiland Gandeng Mitbana Garap Proyek di Tangerang Rp 1,1 T
Emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) menyampaikan bahwa perseroan melalui entitas anak, membentuk perusahaan usaha patungan atau Joint Venture dengan Mitbana Urban Development Fund III Pte Ltd (MUDF III).
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/8/2022), perusahaan patungan tersebut dilakukan melalui entitas anak Intiland yaitu, PT Sinar Puspa Persada (SPP) dengan entitas anak Mitbana Urban Development Fund I Pte Ltd (Mitbana Fund).
Mitbana Fund sendiri merupakan entitas investasi yang didirikan oleh Mitsubishi Corporation (MC) and Surbana Jurong Capital (Holdings) Pte Ltd (SJ Capital).
"SPP bersama MUDF III telah membentuk suatu perusahaan usaha patungan (Joint Venture) yang bernama PT Inti Mitbana Development (IMD)," tulis manajemen Intiland, dikutip Senin (8/8/2022).
Adapun struktur kepemilikannya, MUDF III sebanyak 70% saham, sementara SPP sebanyak 30% saham. Melalui kerja sama ini IMD akan mengalokasikan dana investasi senilai Rp 1,1 triliun untuk pengembangan baru kawasan di Talaga Bestari, Tangerang.
"Dengan dibentuknya usaha patungan ini maka akan memberikan dampak positif bagi pengembangan perseroan," ungkap manajemen.
3. Soal Ketentuan Harga Tiket Pesawat, Ini Kata Bos Garuda
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) buka suara terkait kebijakan harga tiket pesawat. Terutama, harga tiket yang mengacu pada aturan Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB) maupun kebijakan penunjang dalam kaitan komponen harga tiket lainnya.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, menyikapi imbauan Kementerian Perhubungan RI (Kemenhub) mengenai penerapan harga tiket yang lebih terjangkau bagi masyarakat, perseroan mengajak seluruh pemangku kepentingan di industri penerbangan untuk bersama-sama fokus mengoptimalkan momentum pemulihan industri penerbangan maupun kebangkitan ekonomi nasional.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah, dengan terus memperkuat sinergitas dalam memaksimalkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan transportasi udara yang aman dan nyaman.
Manajemen melihat, imbauan ini sebagai pengingat bagi seluruh pelaku industri layanan transportasi udara untuk menyelaraskan langkah akselerasi kinerja dengan tetap menjaga komitmen kepatuhan terhadap aturan bisnis penerbangan. Termasuk, mengenai penerapan komponen harga tiket yang mengacu pada ketentuan dan regulasi berlaku serta secara berkesinambungan terus meningkatkan layanan transportasi udara yang berkualitas bagi masyarakat.
"Kami percaya kesadaran atas pentingnya keselarasan upaya untuk tumbuh dan pulih bersama di tengah situasi pandemi yang berkepanjangan, menjadi esensi penting guna memastikan ekosistem industri transportasi udara dapat terus bergerak maju memaksimalkan momentum pemulihan. Oleh karenanya, kiranya komitmen ini yang harus terus dijaga oleh seluruh pihak," kata Irfan dalam keterangan tertulis, Senin (8/8/2022).
Sementara itu, terkait penerapan kebijakan Kementerian Perhubungan RI KM 142 Tahun 2022 tentang besaran biaya tambahan (surcharge) yang disebabkan adanya fluktuasi bahan bakar (fuel surcharge), pihaknya akan menyikapi dan menjalankan kebijakan tersebut secara cermat dan seksama.
"Dengan mempertimbangkan fluktuasi harga bahan bakar avtur terhadap kebutuhan penyesuaian harga tiket yang tentunya dengan tetap mengedepankan pemenuhan kebutuhan masyarakat atas aksesibilitas layanan penerbangan," pungkasnya.
4. Begini Cara BYAN Kejar Produksi Batu Bara 39 Juta Ton
Direktur PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Alexander Ery Wibowo mengungkapkan tengah mengejar produksi batu bara 38-39 juta ton untuk tahun ini. Menurutnya tahun ini produksi batu bara dipenuhi tantangan karena cuaca dan transportasi.
"Kami membutuhkan peralatan berat atau heavy equipment dan ini menunggu. Kedua, transportasi, dan tergantung pada cuaca. Dari aspek demand tidak ada masalah. Ada masalah di supply-nya bagaimana mencapai target produksi," kata Ery dalam Economic Update CNBC Indonesia, Senin (8/8/2022).
Menurutnya tahun ini produksi lebih menantang karena adanya ketidakpastian cuaca karena hujan tinggi, dan keterbatasan infrastruktur. Saat ini BYAN juga fokus pada pembangunan jalan infrastruktur untuk mendorong laju pengiriman dan produksi, hingga mengurangi dampak pada lingkungan.
"Sumber daya kami, difokuskan pada pengembangan infrastruktur. Itu menyita energi dan waktu. Selain itu kami melakukan studi untuk penambangan underground mining," ujarnya.