
Eropa Berisiko Krisis Energi, Harga Nikel Mager

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia naik tipis pada perdagangan hari ini didukung oleh persediaan yang rendah. Namun, ancaman krisis Eropa membatasi kenaikan
Pada Kamis (4/8/2022) pukul 16.45 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 22.350/ton, menguat tipis 0,08% dibandingkan posisi kemarin.
Persediaan nikel dunia di gudang yang dipantau oleh bursa logam London (LME) per 3 Agustus tercatat 57.900 ton, turun 42 ton dibandingkan hari sebelumnya. Sementara jika diukur dari awal tahun, stok nikel telah turun 43.986 ton atau 43,2% secara point-to-point/ptp. Hal ini menunjukkan bahwa pasokan nikel masih ketat.
Di sisi lain, Eropa saat ini sedang berjibaku untuk memenuhi pasokan energinya dalam menghadapi musim dingin. Pasokan energi yang langka membuat inflasi Eropa melambung dan memperlambat ekonomi Benua Biru. Hal ini menjadi salah satu sentimen negatif bagi nikel sebagai bahan baku industri.
"Kami merekomendasikan akumulasi posisi bearish dalam tembaga dan nikel pada kekuatan apa pun selama beberapa minggu mendatang karena kemungkinan penurunan Eropa selama 6-9 bulan ke depan," kata analis Citi dalam sebuah catatan.
"Untuk kedua logam tersebut, prospek pertumbuhan pasokan yang kuat dan kurangnya paparan terhadap krisis listrik Eropa memperkuat pandangan ini," kata mereka.
Citi memperkirakan harga nikel dunia akan turun ke US$ 19.500 per ton dalam 6 -12 bulan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik dari China, Harga Nikel Melonjak 2% Lebih