
Tembaga Bangkit dari Kubur Setelah Jatuh 3 Hari Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia bangkit setelah turun selama tiga hari beruntun. Namun kenaikan ini dibatasi oleh kekhawatiran permintaan di tengah pertumbuhan ekonomi global yang lesu.
Pada Kamis (4/8/2022) pukul 13.15 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.682,5 per ton, naik tipis 0,07% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Harga tembaga dunia telah turun 29% secara point-to-point sejak mencapai rekor tertinggi di US$ 10.845 per ton pada Maret.
Harga logam dunia terseret oleh ketegangan antara Amerika Serikat dan China atas Taiwan serta kekhawatiran kenaikan suku bunga dunia akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Kami merekomendasikan akumulasi posisi bearish dalam tembaga dan nikel pada kekuatan apa pun selama beberapa minggu mendatang karena kemungkinan penurunan Eropa selama 6-9 bulan ke depan," kata analis Citi dalam sebuah catatan.
"Untuk kedua logam tersebut, prospek pertumbuhan pasokan yang kuat dan kurangnya paparan terhadap krisis listrik Eropa memperkuat pandangan ini," kata mereka.
Citi memperkirakan harga turun menjadi US$ 6.600 per ton untuk tembaga dan US$ 19.500 per ton untuk nikel dunia dalam 6 tahun. -12 bulan.
Harga tembaga dunia ditopang oleh persediaan di gudang yang terus turun. Di gudang yang dipantau oleh bursa logam London (LME) pada 3 Agustus 2022 tercatat 130.250 ton. Jumlah ini turun 28% secara point-to-point (ptp) dari puncaknya di 18 Mei 2022 sebanyak 180.925 ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Semester II, Harga Tembaga Anjlok 2%