
AS-China Tegang Lagi, Dow Futures Tetap Naik Walau Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) kompak menguat pada perdagangan Rabu (3/8/2022), di mana investor mencoba mencari pijakan setelah sesi penurunan beruntun pada hari sebelumnya.
Kontrak futures indeks Dow Jones naik 130 poin atau 0,4%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq yang masing-masing juga naik sebesar 0,4%.
Kenaikan tersebut terjadi setelah investor cemas bahwa kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan akan meningkatkan ketegangan antara AS dan China. Padahal, beberapa pekan sebelumnya, pemerintah China telah memperingatkan rencana kunjungan tersebut.
Katalis negatif kembali menekan pasar ketika tiga pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memberi sinyal bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya untuk meredam inflasi.
Investor juga masih mengevaluasi petunjuk yang beragam dari Presiden Fed St. Louis James Bullard bahwa dia yakin ekonomi AS dapat mencapai "soft landing". Sementara itu, Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan bahwa tugas The Fed untuk meredam inflasi masih jauh dari selesai.
Senada, Presiden Fed Chicago Charles Evans mengatakan ada peluang kenaikan suku bunga yang lebih kecil pada pertemuan selanjutnya.
"Terlepas dari kenyataan, bahwa sebagian besar perhatian hari ini masih terpaku pada The Fed dan perjuangannya yang berkelanjutan untuk mengendalikan inflasi, banyak kebijakan ekonomi telah memulai siklus pelonggaran baru," tutur Kepala Perencana Investasi Leuthold Group Jim Paulsen dikutip CNBC International.
Dia juga menambahkan bahwa prospek inflasi yang lebih rendah tidak hanya membantu siklus pelonggaran tapi juga cenderung memicu kebangkitan kepercayaan sektor swasta yang memiliki potensi yang belum dimanfaatkan.
Hari ini, investor akan disibukkan dengan musim rilis kinerja keuangan di antaranya dari CVS, Regeneron, Under Armour, dan Moderna yang dijadwalkan akan merilis neraca keuangan sebelum perdagangan dibuka.
Kemudian akan disusul oleh rilis Purchasing Managers' Index (PMI) dan angka permintaan hipotek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?