Pejabat Ini Bilang Suku Bunga Naik Lagi, Perak Kepeleset

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 03/08/2022 14:56 WIB
Foto: Ilustrasi Perak (Image by Walter Freudling from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia turun pada perdagangan hari ini tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi pemerintah Negeri Paman Sam akibat nada hawkish pejabat The Federal Reserve/The Fed.

Pada Rabu (3/8/2022) pukul 14:25 WIB harga perak dunia di pasar spot tercatat US$ 19,9 per ons, turun 0,27% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Perak dunia tergelincir dari posisi tertinggi dalam satu bulan karena dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintan AS yang menguat setelah komentar hawkish dari pejabat The Fed yang memberi isyarat melanjutkan kenaikan suku bunga agresif.

Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang lainnya) kemarin menguat 0,75% menjadi 106,24. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun melonjak menjadi 2,74%.

"Jika inflasi tidak merespons kenaikan suku bunga Federal Reserve dengan pelonggaran seperti yang diharapkan, maka suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama," kata Presiden Federal Reserve St. Louis James Bullard seperti dikutip Reuters, Selasa (2/8/2022).

Bullard, juga memperkirakan pertumbuhan pada paruh kedua tahun ini meningkat dari paruh pertama, yang menampilkan kontraksi dalam output keseluruhan baik di kuartal pertama dan kedua.

Pasar saat ini melihat peluang sekitar 40% bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bp) lagi pada pertemuan September. Sementara 60% percaya suku bunga akan naik 50 bp.

Meskipun logam mulia dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga AS mengurangi daya tarik perak yang tidak memberikan imbal hasil.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi