
Kondisi Ekonomi RI Terkini: Masih Jauh Lah ya dari Resesi

Inflasi menunjukkan tren kenaikan dan menjadi perhatian khusus KSSK. Inflasi Juli 2022 tercatat 4,94% (yoy), meningkat dibandingkan Juni 2022 yang tercatat 4,35% (yoy) dan akhir triwulan I di level 2,64% (yoy).
Hal ini dikarenakan tingginya tekanan sisi penawaran seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia dan gangguan pasokan domestik.
Sementara itu, inflasi inti tetap terjaga pada level 2,86% (yoy). Inflasi kelompok volatife food meningkat terutama oleh kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan akibat cuaca.
Inflasi kelompok administered prices meningkat dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara. Tekanan inflasi akibat kenaikan harga energi global tidak sepenuhnya tertransmisikan pada administered price sejalan dengan kebijakan Pemerintah mempertahankan harga jual energi domestik melalui instrumen APBN.
Dibandingkan dengan negara peers, seperti Thailand (7,7%), India (7,0%), dan Filipina (6,1%), inflasi Indonesia masih relatif moderat.
Dengan kondisi tersebut, BI memastikan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate masih dapat bertahan di level yang rendah. Sekalipun situasi Amerika Serikat (AS) agresif dalam kenaikan suku bunga acuan.
"Dasar utama kebijakan suku bunga didasarkan perkiraan inflasi inti ke depan dan keseimbangan dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian tak otomatis suku bunga bank sentral negara lain naik, suku bunga BI juga naik," jelas Perry.
(mij/mij)