
Tahun Lalu Brutal, Barclays Ramal 2023 Lebih Buruk Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2022 disebut sebagai periode brutal oleh banyak kalangan. Sementara 2023 diperkirakan akan lebih buruk dan semua orang harus mampu hidup bersama situasi tersebut.
Dalam riset yang diluncurkan oleh Barclays, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (10/1/2023) ada tiga hal yang menjadi gambaran besar untuk 2023.
Pertama adalah pertumbuhan ekonomi dunia yang cuma mampu tumbuh 1,7%, turun jauh dibandingkan dua tahun terakhir. Pada 2021, ekonomi dunia tumbuh 6% dan 2022 diperkirakan 3,2%. Inflasi kemungkinan akan turun perlahan, dengan harga konsumen di seluruh dunia naik pada tingkat Rata-rata 4,6% tahun depan.
"2023 mungkin menjadi salah satu tahun paling lambat untuk pertumbuhan global dalam beberapa dekade," tulis riset tersebut.
Ekonomi maju menuju resesi. Amerika Serikat (AS), Inggris serta kawasan Eropa adalah beberapa di antaranya. China juga akan terus menuju penurunan ekonomi yang dalam, seiring dengan tidak tertanganinya covid-19 oleh pemerintah Xi Jinping.
India terlihat seperti titik terang yang langka, tetapi ekonominya tidak cukup besar untuk mengubah prospek pertumbuhan global secara keseluruhan.
Kedua, pengetatan moneter. Sikap bank sentral masing-masing negara akan memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian dunia.
Sejak pertengahan 2022, hampir seluruh negara menaikkan suku bunga acuan. Arah kebijakan tersebut diperkirakan terus berlanjut pada tahun ini, meskipun beberapa negara sudah memberikan sinyal tidak agresif.
AS yang dianggap pusat kebijakan moneter dunia, kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (the Fed) diperkirakan akan tetap berlangsung. Inflasi turun, namun lonjakan pengangguran tak terhindarkan.
Barclays menyebut banyak kejutan terjadi pada 2022 dan tahun ini masyarakat dunia akan dipaksa hidup bersama kejutan tersebut,
Ketiga adalah aset berisiko. Pasar keuangan masih rentan bergejolak pada sepanjang tahun ini atau mungkin lebih buruk dari 2022. "Uang tunai menjadi pemenang pada 2023."
(mij/mij)
Next Article Bos BI: Kita Sekarang Sedang Hadapi Kekacauan Global!