Mengawali Agustus, Dow Futures Terkoreksi Tipis

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
01 August 2022 19:07
Traders work on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., October 19, 2018.    REUTERS/Brendan McDermid
Foto: New York Stock Exchange (NYSE) ( REUTERS/Brendan McDermid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) kompak terkoreksi pada perdagangan Senin (1/8/2022), di mana investor masih menunggu musim rilis kinerja keuangan dan data ekonomi lainnya.

Kontrak futures indeks Dow Jones jatuh 22 poin atau 0,1%. Hal serupa terjadi indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah yang masing-masing sebesar 0,2%.

Pada Jumat (29/7), ketiga indeks utama menguat dan menjadi bulan terbaiknya sepanjang tahun ini. Di sepanjang Juli, indeks Dow Jones menguat 6,7% dan indeks S&P 500 melesat 9,1%.

Sedangkan, Nasdaq lompat 12,4% karena investor beralih ke sektor teknologi ketika bear market (zona penurunan). Kinerja pada Juli menjadi bulan terbaik bagi ketiga indeks sejak 2020.

"Kita melihat reli pada pasar saham, di mana rasa pesimis menyentuh rekor ekstrem dan suku bunga jangka panjang kembali turun," tutur Ketua Investasi Independent Advisor Alliance Chris Zaccarelli dikutip CNBC International.

Dia menambahkan bahwa reli tersebut akan bertahan hingga musim panas, tapi harga saham telah pulih dan menjadi kian jelas bahwa ekonomi AS sedang menuju ke zona resesi (misal: data pengangguran tinggi dan PDB jatuh ke nol atau negatif), sehingga pasar akan melakukan aksi jual lagi.

Pekan ini, investor akan disuguhkan dengan rilis data ekonomi dan musim rilis kinerja keuangan lainnya. Pada Senin (1/8), Activision Blizzard, Devon Energy, dan Loews akan merilis kinerja keuangannya. Disusul oleh Uber, Caterpillar, Starbucks, Eli Lilly, dan Amgen.

Selain itu, data pekerjaan di luar pertanian dari US Bureau of Labor Statistics akan dirilis pada Jumat (5/8) yang akan menunjukkan seberapa ketat pasar tenaga kerja.

Di sepanjang tahun ini, data tenaga kerja masih solid, sehingga para analis beranggapan bahwa ekonomi AS belum berada di zona resesi, meskipun PDB AS terkontraksi di zona negatif selama dua kuartal beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular