Harga Batu Bara Menghangat, Kinerja BUMI yang Membara
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Tbk membukukan pendapatan US$ 1,01 miliar sepanjang periode 2021. Jumlah ini naik 27,6% jika dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya USD 790,4 juta.
Dengan pertumbuhan pendapatan tersebut, BUMI berhasil mencetak laba komprehensif tahun berjalan sebesar USD 223,4 juta, setelah sebelumnya sempat mengalami kerugian pada 2020 sebesar USD 337,4 juta.
Adapun rata-rata harga jual batu bara BUMItercatat mengalami kenaikan dari USD 44,2 per ton pada 2020, menjadi USD 67,4 per ton pada 2021.
"Harga batu bara dunia terus meroket dengan tingkat kenaikan sebesar 85,6% sepanjang 2021 dan ditutup pada harga USD 151,8 per ton, bahkan harga tertinggi sepanjang sejarah berhasil menyentuh USD 400 per ton," kata Direktur BUMI R.A. Sri Dharmayanti, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPTS), Jumat (29/7/2022).
Kondisi tersebut disebabkan oleh kelangkaan pasokan dan meningkatnya permintaan batu bara secara global.
Selain itu, adanya musim dingin ekstrim di berbagai negara, perubahan iklim, harga gas alam yang melambung, hingga kondisi geopolitik global juga mempengaruhi kenaikan harga batu bara.
Presiden Komisaris BUMI, Sharif Cicip Sutardjo mengapresiasi atas kerja keras direksi perusahaan yang mampu memperbaiki kinerja pada 2021.
Dia mengungkapkan BUMI berhasil meningkatkan jumlah produksi batu bara sebesar 78,8 juta ton, yaitu dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 56,4 juta ton dan dari PT Arutmin Indonesia sebesar 22,4 juta ton. BUMI menargetkan dapat memproduksi batu bara sebanyak 83 juta ton sampai 89 juta ton di 2022.
"Kami mengapresiasi direksi karena perseroan berhasil memenuhi kewajiban kepada negara dan mematuhi peraturan yang berlaku," kata dia.
(RCI/dhf)