
Batu Bara Terbang, Pendapatan BUMI Melesat 67% di Kuartal III

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan pendapatan US$ 6,3 miliar di kuartal III-2022, nilai ini melesat 67% periode yang tahun lalu US$ 3,75 miliar. Pendapatan ini termasuk dari dua anak usahanya yakni Arutmin Indonesia dan Kaltim Prima Coal.
Peningkatan pendapatan ini pun membuat laba yang diatribusikan pada entitas induk ikut 'terbang' 473,8% menjadi US$ 365,5 juta, dibandingkan periode yang sama 2021 senilai US$ 63,7 juta.
Dalam setahun ini harga batu bara telah melesat 125,2%, meski tercatat telah turun 14,4% dalam satu bulan terakhir. Peningkatan harga batu bara ini memberikan dampak pada produsen batu bara, terutama karena adanya peningkatan permintaan juga.
Sekretaris Perusahaan dan Direktur BUMI Dileep Srivastava mengatakan margin usaha meningkat menjadi 26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 20%. Kenaikan harga batu bara menjadi salah satu penyebab peningkatan margin dan pendapatan perusahaan.
Sayangnya produsen batu bara ini mengalami penurunan penjualan 12% dan menghadapi kendala produksi. Selain itu inflasi dan royalti yang lebih tinggi juga menjadi salah satu yang harus dihadapi.
"Royalti sekarang 14% dan ekspor 28% dari sebelumnya 13,5%, dampak ini sebagian besar dimitigasi oleh kenaikan tajam harga batu bara sebesar 89% daru US$ 62,8 per ton menjadi US$ 118,7 per ton. Ini dibuktikan dengan peningkatan pendapatan menjadi US$ 6,26 miliar," ujar Dileep dalam siaran pers, Jumat (4/11/2022).
Belum lama ini BUMI juga telah melakukan private placement senilai US$ 1,6 miliar atau setara Rp 24 triliun untuk 200 miliar saham baru. Saham perusahaan beredar pun meningkat menjadi 343,8 miliar saham.
Dana hasil private placement tersebut telah diterima dan pembayaran sisa utang PKPU telah dilakukan. Saat ini perusahaan pun dikendalikan bersama oleh Grup Bakrie dan Grup Salim.
"Kami akan menjadi perusahaan yang bebas hutang (debt free), perseroan terus mengkaji rencana untuk diversifikasi non batu bara selain memperkuat bisnis yang ada," kata Dileep.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Menghangat, Kinerja BUMI yang Membara